Ancaman Baru di Era Digital, Najwa Shihab : Kill The Messenger"

Ancaman Baru di Era Digital, Najwa Shihab : Kill The Messenger

Najwa Shihab mengungkapkan sebuah ancaman baru demokrasi di era digital yaitu strategi Kill The Messenger-Foto : Intan Afrida Rafni-Disway.id

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID  – Memasuki era digital, ada ancaman demokrasi yang hadir.
 
Hal ini disampaikan oleh Presenter Najwa Shihab. Dikatakan Najwa bahwa ancaman terhadap demokrasi saat ini sangat mudah dilakukan dengan strategi Kill The Messenger.
 
Hal ini didampaikan Najwa Shihab dalam acara Indonesia Millenial Gen-Z Summit (IMGS) 2022 di Hotel The Tribrata, Jakarta Selatan, Jumat, 30 September 2022.
 
Dikatakannya bahwa Strategi Kill The Messenger yang di era digital ini sangat mudah sekali untuk dilakukan dan terbukti sangat efektif.
 
 
 
"Kalau kita bicara tantangan demokrasi hari-hari ini teman-teman, strategi yang kerap kita lakukan adalah Kill The Messenger," ujarnya.
 
"Dalam era digital yang seperti sekarang, sangat mudah melakukan strategi Kill The Messenger itu," lanjutnya.
 
Menurut anak dari Muhammad Quraish Shihab ini, ancaman demokrasi adalah ancaman yang tidak bisa dilawan dengan debat karena kritikannya sangat valid.
 
Oleh sebab itu, pembawa acara Mata Najwa ini mebeberkan cara yang ampuh untuh menjatuhkan si pengancam demokrasi ini, yaitu dengan menciptakan isu balik untuk mereka sehingga merasa terintimidasi.
 
 
 
"Jadi yang dilakukan adalah menciptakan cerita-cerita bahkan fitnah, membuat si penyampai pesan, kredibilitasnya menjadi jatuh sehingga pesannya tidak bisa dipercaya," bebernya.
 
Diketahui, upaya tersebut juga menimpa sejumlah media dengan berbagai cara salah satunya peretasan yang dialami puluhan awak narasi. 
 
Hal tersebut dibenarkan oleh Najwa dan menyebutkan bahwa terdapat 38 orang yang diretas, 31 merupakan karyawan narasi dan 7 exnarasi.
 
"Tercatat sampai saat ini itu ada 38 orang, 31 karyawan narasi alias pekerja media narasi dan 7 nya exnarasi, serta yang juga diserang adalah website narasi. Itu terjadi pada 2 hari yang lalu serta dengan jumlah pesan," ungkapnya.
 
 
 
Tak cuma narasi, Kill The Messenger juga pernah menimpa media lain hingga aktivis yang tujuannya membuat takut dan mengintimidasi.
 
"Tidak hanya di narasi yang mengalami itu, umumnya media-media lain, Tempo, Tirto kemudian para aktivis lain jadi ini upaya-upaya yang membuat orang takut atau terintimidasi," tandasnya.  (Intan Afrida Rafni/disway.id)
 
 
Artikel ini juga tayang di disway.id
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id