Indonesia Berminat? Rusia Berikan Diskon Besar Harga Minyak Mentah

Indonesia Berminat? Rusia Berikan Diskon Besar Harga Minyak Mentah

Rusia menjual minyak mentah murah dengan harga diskon besar besaran-Ilustrasi-Pixabay

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Saat ini Rusia sedang gencar gencarnya menjual minyak mentah dengan harga yang lebih murah.

Bahkan Rusia bersedia memberikan diskon besar besaran kepada negara yang mau membeli minyak mereka.

Bagaimana dengan Indonesia? Saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan untuk bergabung dengan India dan China untuk membeli minyak Rusia.

Dikutip dari Financial Times pemerintah sedang berusaha untuk mengimbangi meningkatnya tekanan dari kenaikan biaya energi.

BACA JUGA:Oleng, Dump Truk Hantam Tronton di Jalan Lintas Jambi-Palembang, 2 Orang Meninggal Dunia

BACA JUGA:KPU Pastikan Keamanan Data Pemilu, Marak Pembocoran Data oleh Hacker Bjorka


"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Widodo dalam wawancara dengan Financial Times, ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia.

Pemerintah Indonesia menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar 30 persen seperti dikutip dari JPNN.com

Presiden menyebut kenaikan harga adalah opsi terakhir karena tekanan fiskal.

Kendati demikian, setiap langkah untuk membeli minyak mentah Rusia dengan harga di atas batas yang disepakati oleh negara-negara G7 dapat membuat Indonesia terkena sanksi AS.

BACA JUGA:Jalan di Tebo Butuh Perawatan Serius, Dewan Apresiasi Kinerja Pj Bupati Tebo Aspan

BACA JUGA:Borneo FC Hadapi Bhayangkara FC Sore Nanti, Diego Michael: Kami Kehilangan Konsentrasi


Pada Agustus, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan Indonesia telah ditawari minyak mentah Rusia dengan diskon 30 persen. Menyusul itu, perusahaan minyak milik negara, Pertamina mengatakan sedang mengkaji risiko membeli minyak Rusia.

Indonesia mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 4,69 persen pada Agustus, di atas kisaran target bank sentral sebesar 2-4 persen untuk bulan ketiga berturut-turut, karena harga pangan yang tinggi. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com