Akhirnya..! Mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan Susul Ferdy Sambo Cs di Ditahan di Patsus
jambi-independent.co.id|
Editor:
Surya Elviza|
Senin 22-08-2022,09:30 WIB
Mantan Kapolres Jakarta Selatan susul Ferdy Sambo ditahan di Patsus--
JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID- Akhirnya, Kombes Budhi Heri Susianto, Eks Kapolres Metro Jakarta Selatan akhirnya menyusul Ferdy Sambo Cs. Dirinya ditahan di tempat khusus di Mako Brimob, Depok.
Kombes Budhi Herdi akhirnya dinonaktifkan sebagai Kapolres oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, bersamaan dengan Irjen Ferdy Sambo eks Kadiv Propam Polri dan Brigjen Hendra Kurniawan eks Karo Paminal Propam Polri.
Kini nasib Kombes Budhi Herdi sama seperti kolega Ferdy Sambo lain terkait Obstruction of Justice atau upaya menghalang-halangi proses penyidikan kasus pembunuhan Brigadir J.
Kabar ini dikonfirmasi oleh Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo yang menyebut bahwa Kombes Budhi Herdi kini bersama satu atap dengan Ferdy Sambo Cs di Mako Brimob, Depok.
"Ya betul (Kombes Budhi Herdi ditahan di tempat khusus di Mako Brimob)," ujar Dedi kepada wartawan saat dihubungi, Senin 22 Agustus 2022.
Kombes Budhi Herdi diduga turut membantu Ferdy Sambo dalam upaya menutup-nutupi jalannya penyidikan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Ia merupakan polisi pertama yang menyebutkan bahwa kondisi TKP sulit untuk dilakukan penyelidikan.
Salah satu ucapan Kombes Budhi Herdi paling diingat adalah terkait CCTV yang disebut rusak karena tersambar petir.
Kombes Budhi Herdi diduga telah melanggar kode etik terkait penyidikan kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.
Seperti diketahui, selain kini total ada 35 personel Polri yang diduga telah melanggar etik dan 83 personel sudah diperiksa.
Sebelumnya Irwasum Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto juga telah memastikan bahwa enam personel Polri melakukan tindak pidana selama proses penyidikan kasus pembunuhan Brigadir J
Penyidik melakukan pemeriksaan mendalam, maka terdapat enam orang dari pemeriksaan yang patut diduga melakukan tindak pidana, yaitu obstruction of justice, menghalangi penyidikan," jelas Komjen Agung saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 19 Agustus 2022.
Perang Bintang di Mabes Polri
Rocky Gerung menilai saat ini masih ada kelanjutan dari perang bintang di Mabes Polri terkait kasus Ferdy Sambo.
Menurut Rocky Gerung, kasus pembunuhan Brigadir J yang diperintahkan oleh Ferdy Sambo sudah mirip seperti perang Bharatayuddha.
Dalam kasus Brigadir J ini, Rocky Gerung mengatakan bahwa ada pihak yang berupaya mengaku sebagai Pandawa dan juga Kurawa.
"Ini kayak permulaan perang Bharatayuddha nih, ada yang ngaku Kurawa, ada yang dianggap sebagai Pandawa," ujar Rocky Gerung, dikutip Disway.id dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Senin, 22 Agustus 2022.
"Tapi seringkali kita lihat dari atas sulit untuk kita pisahin yang mana Kurawa dan Pandawa itu.
Tapi tetap, perang Kurukshetra ini sekaligus memperlihatkan bahwa bumi pertiwi lagi gonjang-ganjing. Tadinya kita bisa melihat dari atas labirin kepolisian itu, pintunya sudah saling terbuka tuh," sambunnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menilai saat ini ada kelompok tertentu di kepolisian yang sudah saling bidik satu sama lainnya hingga terlihat adanya kekacauan sekarang.
Dengan demikian maka publik kini mendapat kesempatan untuk dapat mengikuti kasus penembakan Brigadir J jauh lebih dekat lagi.
"Terus masing-maisng jagoan atau gen di kepolisian saling mengintip, itu kira-kira sebulan yang lalu, lalu sekarang mereka sudah saling membidik karena langsung terang-terangan si ini bukan kelompok yang ini, macem-macem itu, jadi terlihat ada kekacauan itu," tuturnya.
"Jadi terlihat ketika peristiwa tembak menembak itu membuka kesempatan kepada publik untuk mengintai lebih jauh peristiwa-perstiwa politik di dalam kepolisian itu sendiri," lanjut Rocky.
Rocky Gerung menganggap sekarang kasus ini ada ditangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa segera mengambil tindakan.
Tindakan tegas harus dilakukan Jokowi agar 'bola liar' kasus pembunuhan ini tidak menyebar ke berbagai pihak yang lain.
"Nah ini satu tahap yang kita majukan karena tekanan publik, sekarang bola ada di presiden," paparnya.
"Kan nggak mungkin ada kakak pembina tanpa adanya kakak-kakaknya pembina itu dan itu sebenarnya sekarang yang lagi orang intai, sejauh mana bola liar ini akan bergulir," tegas Rocky.
Sebelumnya, Beredar gambar grafik Kekaisaran Sambo dan Konsorsium 303. Pada gambar yang tersebar di twitter itu berisikan foto dan keterangan tugas sejumlah pejabat Polri termasuk Kapolda Metro Jaya Fadil Imran di bawah komando Ferdy Sambo.
Grafik Kekaisaran Sambo berisikan skema Sambo mengatur jalannya operasional beberapa bisnis Judi online 303. Tak hanya nama pejabat Polri, beberapa nama warga sipil yang berperan sebagai bandar dan juga seorang yang terkenal dengan nama Crazy Rich Surabaya.
Keterangannya, si Crazy Rich Surabaya berperan di konsorsium Surabaya sebagai kasir lalu mencuci uang setoran, menjalin kerjasama dengan bandar judi online Filipina dan melakukan setor dana kepada Propam Surabaya yang seterusnya diteruskan hingga sampai pada Sambo.
Sebuah akun twitter @opposite090192 menyebarkan 4 gambar grafik Kaisar Sambo yang sudah disukai 8.395 dan dicuit ulang sebanyak 3.900 kali. Gambar tersebut beredar lengkap dengan nomor HP para pejabat Polri dan sipil yang terlibat.
Pengamat Politik Rocky Gerung bereaksi melihat edaran grafik tersebut.
"Orang langsung percaya karena tidak ada keterangan yang bisa dipercaya, akhirnya muncul gambar, kekaisaran dan sebagainya," kata Rocky Gerung yang dikutip dari tayangan yang berjudul "Serem Beredar Grafik Lengkap Kekaisaran Dunia Gelap Ferdy Sambo', Kamis 18 Agustus 2022. (viz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
disway.id