Antisipasi Inflasi, BI Bersiap Genjot Suku Bunga Acuan, Mulai Pasang Kuda Kuda

Antisipasi Inflasi, BI Bersiap Genjot Suku Bunga Acuan, Mulai Pasang Kuda Kuda

Bank Indonesia bersiap menaikkan suku bunga acuan. Foto : jpnn.com-Ricardo-Jpnn.com

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Bank Indonesia siap melakukan penyesuaian suku bunga. Masyarakpun diwanti wanti untuk bersiap dengan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga acuan.
 
Disampaikan Deputi Gubernur BI Juda Agung bahwa Bank Indonesia bersiap melakukan penyesuaian suku bunga acuan untuk meredam inflasi.
 
Hanya saja memang pada rapat sebelumnya, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan.
 
 
 
"Dalam kebijakan moneter, Rapat Dewan Gubernur BI sebelumnya telah memutuskan untuk mempertahankan kebijakan suku bunga acuan," kata Juda.
 
Juda Agung menambahkan suku bunga acuan siap digenjot jika ada tanda-tanda inflasi inti yang terdeteksi lebih tinggi.
 
"Oleh karena itu, bank sentral akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi," ujarnya dalam kegiatan Sampingan G20 Indonesia 2022 bertajuk "Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery" di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu 13 Juli 2022.
 
Juda mengakui saat ini Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mulai meningkat.
 
Kenaikan itu, lanjut Juda, didorong oleh tekanan dari sisi penawaran sebagai akibat wajar dari kenaikan harga komoditas internasional.
 
Namun, inflasi inti tetap dalam target kisaran BI sebesar dua persen hingga empat persen.
 
Selain itu, dia mengatakan inflasi harga bergejolak juga meningkat, yang terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global.
 
Ada juga kendala sisi penawaran yang disebabkan oleh cuaca buruk," ungkap Juda.
 
Inflasi harga yang diatur pemerintah pun tetap tinggi, yang dipengaruhi oleh harga tiket pesawat dan energi.
 
Juda menjelaskan peningkatan inflasi memang terjadi di seluruh dunia, dengan harga pangan dan energi menyentuh rekor tertinggi, yang memukul standar hidup di seluruh dunia.
 
"Pengetatan kebijakan moneter yang agresif untuk mengatasi inflasi di beberapa negara maju ekonomi, telah memperketat kondisi keuangan global dan telah mendorong pasar volatilitas baru-baru ini, " tuturnya.
 
 
 
Dia pun menekankan BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, serta instansi terkait melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengelola tekanan inflasi di sisi penawaran dan meningkatkan produksi seperti dikutip dari jpnn.com.
 
"Kami akan tetap membangun koordinasi kebijakan moneter dan fiskal dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung proses pemulihan ekonomi nasional," tegas Juda. (viz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com