Ada Sinyal Kebijakan Baru dari BI? Lagi-Lagi Rupiah Melemah

Ada Sinyal Kebijakan Baru dari BI? Lagi-Lagi Rupiah Melemah

Rupiah kembali melemah Selasa Sore. Foto : jpnn.com-Ricardo-Jpnn.com

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID- Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa Sore 5 Juli 2022 kembali melemah.
 
Rupiah yang ditransaksikan antarbank ditutup melemah 22 poin di level Rp 14.993 per USD.
 
Presiden AS Joe Biden mengumumkan pembatalan beberapa tarif AS untuk barang-barang konsumen China minggu ini untuk melawan inflasi.
 
 
 
Di Asia Pasifik, rupiah hari ini dipengaruhi oleh aktivitas layanan China tumbuh pada tingkat tercepat pada Juni dalam hampir setahun karena pembatasan Covid-19 berkurang dan banyak permintaan.
 
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan USD menguat terhadap mata uang lainnya.
 
"Hal itu karena dukungan dari rebound kuat dalam imbal hasil Treasury 10-tahun AS didorong melewati 2,95 perseb setelah dibuka kembali usai libur," ujar Ibrahim, Selasa 5 Juli 2022.
 
Lebih lanjut, dari faktor internal Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan sinyal kebijakan baru dalam menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri.
 
Hal ini ditandai dengan risiko stagflasi seiring kenaikan suku bunga dan  kebijakan secara global di tengah ekonomi yang baru pulih, serta makin luasnya kebijakan proteksionisme oleh berbagai negara.
 
Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik.
 
Selain itu, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi, stabilitas keuangan, termasuk penyesuaian kebijakan bila diperlukan, dN terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
 
 
 
"Sejauh ini, perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang baik. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sekitar 5 persen pada 2022. Kondisi fiskal yang terjaga meskipun ada tambahan subsidi untuk komoditas energi di dalam negeri," ungkap Ibrahim.
 
Pada sisi eksternal, neraca transaksi berjalan mencatatkan surplus pada 2021, didukung oleh perbaikan terms of trade seiring kenaikan harga komoditas dan kembali mencatatkan surplus pada triwulan I-2022.
 
Transaksi berjalan diperkirakan akan kembali defisit pada 2022 pada kisaran yang terkendali, sehingga mendukung ketahanan eksternal Indonesia seperti dikutip dari jpnn.com.
 
Kemudian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun, ditutup melemah di rentang Rp 14.990 - Rp 15.050 per USD. (viz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com