Sopir Bus Sering Jadi Tersangka, Pengamat Transportasi: Tak Pernah Sampai ke Pemilik

Sopir Bus Sering Jadi Tersangka, Pengamat Transportasi: Tak Pernah Sampai ke Pemilik

Ilustrasi. Kecelakaan --Pixabay

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang beberapa hari yang lalu, menarik banyak perhatian. Apalagi, tak sedikit mobil yang terlibat dalam peristiwa ini.

Melihat keadaan ini, pengamat transportasi, Djoko Setjowarno, angkat bicara tentang kecelakaan.

Dia berpendapat, bahwa kecelakaan yang selalu saja disebabkan karena rem blong, kasusnya pasti hanya berhenti menjadi tersangka pengemudi.

Lanjutnya, polisi juga tidak pernah melakukan penyelidikan terhadap manajemen perusahaan untuk memberikan efek jera.

Lanjutnya, sopir sering jadi tumbal walaupun permasalahannya karena bus itu mengalami remb blong. Lanjut Djoko, seharusnya jika ada peristiwa seperti ini, aparat penegak hukum yaitu kepolisian melakukan penyelidikan hingga ke pemilik atau Pengusaha Otobus (PO).

BACA JUGA:Laga Pramusim : Jangan Lupa MU Vs Liverpool, Ini Jadwalnya

BACA JUGA:Simak Nih! Pemerintah Buka Lowongan CPNS dan PPPK 2022, Ada 1 Juta Formasi

Jadi tidak hanya sampai di sopir saja. “Semestinya pemiliknya atau PO-nya itu dilakukan penyelidikan. Ini enggak pernah dilakukan, hanya sebatas supir, selesai. Itu gak menyelesaikan masalah. Malah justru tuntas gitu saja," jelas Djoko yang juga seorang Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat.

Djoko juga mengatakan bahwa Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Ditjenhubdat di daerah sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya yaitu mendesak para pengusaha untuk mengurus ijin Kartu Pengawasan (KPS).

Hanya saja kata dia, kondisi yang terjadi di lapangan, banyak PO yang tidak mau melakukannya dengan berbagai alasan. Salah satunya yang dijadikan contoh yaitu saat pandemi.

Ia mengatakan bahwa saat pandemi, banyak PO yang tidak memiliki pendapatan sehingga mereka tidak mengurus izin KPSnya dan saat sudah kembali normal, mereka justru tidak mengurusnya juga.

BACA JUGA:Gubernur Jambi Al Haris Buka Seminar Nasional SPS Cabang Jambi

BACA JUGA:Industri Migas Menggeliat, Kebutuhan SDM Migas Alami Peningkatan Signifikan

"Mereka tuh punya bis tapi tidak tahu cara mengelola perusahaan dengan benar," ucapnya, dikutip dari disway.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id