Program Naturalisasi Timnas Indonesia Dikritik

Program Naturalisasi Timnas Indonesia Dikritik

--

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Beberapa tahun lalu, fokus naturalisasi ditujukan kepada pemain asing yang sudah lama dan tampil apik di Liga Indonesia. Cristian Gonzales, Beto Goncalves, Victor Igbonefo, dan Ilija Spasojevic adalah beberapa diantaranya.

Program naturalisasi terus dilakukan PSSI dan Pemerintah Republik Indonesia. Tujuannya jelas untuk meningkatkan prestasi Timnas Indonesia.

Tren kemudian berubah. Belakangan semakin banyak pemain naturalisasi yang berasal dari pemain keturunan yang disiapkan untuk Timnas Indonesia.

Mereka sama sekali tidak punya darah keturunan Indonesia. Namun, mendapatkan keistimewaan untuk dinaturalisasi karena kemampuan dan masa tinggal yang sudah lama di Tanah Air.

BACA JUGA:Timnas Indonesia Semakin Kuat, Jelang Hadapi Bangladesh

BACA JUGA:Tak Promosi Formula E, Sandiaga Uno Disebut Penghianat, Begini Tanggapannya

Terbaru kita tentu tidak asing dengan nama Jordi Amat dan Sandy Walsh. Keduanya lama berkarier di Eropa tapi sama-sama punya darah Indonesia.

Legenda sepak bola Indonesia, Alexander Pulalo tidak setuju dengan program naturalisasi itu. Menurut dia, masih banyak pemain lokal yang potensinya belum semuanya digali.

"Kalau buat Timnas nggak perlu naturalisasi, cari pemain di kita itu banyak pemain lokal, naturalisasi itu nggak penting," ujar Alex Pulalo di kanal Youtube Registaco belum lama ini.

Lebih lanjut, Pulalo merasa kualitas pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Indonesia kualitasnya tidak terlalu spesial. Tidak berbeda jauh dengan para pemain lokal.

BACA JUGA:Tata Motors Siap Rilis Mobil Listrik Mulai 2025, Ajukan 125 Hak Paten Otomotif

BACA JUGA:Stop Pemberitaan Ramalan Soal Anak Ridwan Kamil, Ini Imbauan Dewan Pers

"Saya lihat kalau ambil pemain naturalisasi itu mainnya harus jauh lebih tinggi dari pemain kita. Ini yang diambil pemainnya yang selevel," ujarnya.

Pulalo juga menyebut kebanyakan pemain yang selama ini dinaturalisasi sudah berusia 30 tahun atau lebih. Di usia tersebut, para pemain hanya punya beberapa tahun saja bermain di Timnas.

"Saya pikir percuma cari pemain seperti itu. Apalagi kalau umurnya udah 30 tahun paling main di Timnas satu dua tahun sudah habis," jelas Alex Pulalo.

Alexander Pulalo dikenal sebagai bek kiri yang eksplosif ketika masih aktif bermain. Sosok kelahiran Jayapura itu bahkan sempat mendapatkan julukan Roberto Carlos-nya Indonesia.

BACA JUGA:Jangan Ditiru, Turunkan Bendera Merah Putih Saat Demo, Empat Mahasiswa Dijadikan Tersangka

BACA JUGA:Kadin Kenalkan Produk UMKM Indonesia di Belanda

Secara postur, Pulalo memang mirip dengan Roberto Carlos. Ditambah tendangannya juga cukup keras meski tidak sekeras tendangan milik Carlos.

Alexander Pulalo juga pernah bermain di Piala Asia. Itu ia lakukan pada Piala Asia 2004 yang digelar di Tiongkok.

Saat itu, Timnas Indonesia mengakhiri babak fase grup di urutan ketiga klasemen. Tim Garuda kalah bersaing dari Tiongkok dan Bahrain yang lolos ke perempat final. (slt)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: