Pasien Ini Jadi Perempuan Pertama di Dunia yang Sembuh dari HIV

Pasien Ini Jadi Perempuan Pertama di Dunia yang Sembuh dari HIV

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID- Ajaib, orang ini menjadi wanita pertama dan orang ketiga di dunia yang berhasil sembuh dari HIV.

Wanita tersebut berhasil sembuh setelah menerima pengobatan langsung yang melibatkan transplantasi darah tali pusat.

Para peneliti di New York-Presbyterian Weill Cornell Medical Center di New York mengatakan bahwa wanita berusia 64 tahun yang memilih untuk tidak dipublikasikan identitasnya demi kepentingan privasi berhasil menerima metode transplantasi baru menggunakan darah tali pusat.

Baca Juga: Proyek Pelebaran Bandara Depati Parbo Kerinci Gunakan Material Ilegal

Hal tersebut juga diperkuat dengan mutasi yang menghalangi HIV memasuki selnya.

Melansir dari laman NYPost, nenek tersebut juga menerima sel induk darah yang sebagian cocok dari kerabat tingkat pertama orang tua, keturunan atau saudara kandung.

Sementara pengobatan darah tali pusat berhasil melalui sistem kekebalannya yang telah berubah.

Sekarang, hanya 14 bulan setelah transplantasi, darahnya tidak menunjukkan jejak virus.

Terapi yang berhasil juga menyebabkan remisi dari leukemia yang dideritanya pada Maret 2017 karena infeksi HIV.

Baca Juga: Belasan Tiang Listrik Roboh, Warga Sebut Gara-Gara Truk Batu Bara

Dr. Koen van Besien, direktur layanan transplantasi di Weill Cornell Medicine mengatakan darah tali pusat berasal dari bayi baru lahir mungkin menunjukkan bahwa mereka “lebih mudah beradaptasi” daripada sel induk dewasa.

Sementara itu, dosen AIDS di University of California, San FranciscoDr Steven Deeks mengaku pilihan itu sebagai opsi yang menarik meski dia tidak terlibat dalam penelitian ini

"Ada sesuatu yang ajaib tentang sel-sel ini dan mungkin sesuatu yang ajaib tentang darah tali pusat secara umum yang memberikan manfaat tambahan," kata Deeks kepada Times.

Dibandingkan dengan transplantasi menggunakan sel induk dewasa yang khas, yang sebelumnya menyembuhkan dua pria HIV setelah pemulihan drastis.

Sel darah tali pusat juga jauh lebih mudah diakses oleh lebih banyak pasien, terutama orang kulit berwarna.

Tidak seperti transplantasi sumsum tulang tradisional, mereka yang menggunakan darah tali pusat juga disebut transplantasi tali pusat.

Hal tersebut memungkinkan pasien yang hanya memiliki sebagian golongan darah yang cocok untuk menerima transplantasi.

Lebih dari setengah dari 38 juta kasus HIV secara global adalah perempuan, namun hanya 11% yang terwakili dalam uji klinis untuk penyembuhan.

Diperkirakan 73% kasus HIV menggunakan pengobatan HIV tradisional, terutama obat antiretroviral, yang telah membantu beberapa pasien mencapai remisi.

Namun, dalam kasus yang jarang dan ekstrem, transplantasi sumsum tulang adalah pilihan, tetapi yang mahal dan invasif yang menghadirkan risiko besar tersendiri.(fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: