Harimau Butuh Ruang, Hutan Butuh Perlindungan, Kita Butuh Keduanya
Memperingati Hari Harimau Sedunia.-ist/jambi-independent.co.id-
BACA JUGA:KPK Periksa Bos Sinarmas, Kasus Dugaan Investasi Fiktif Rp1 Triliun PT Taspen
Sebagai predator puncak, harimau menjaga populasi mangsa tetap terkendali, mencegah membludaknya populasi mangsa harimau, seperti babi.
Hal ini penting untuk membantu menjaga keanekaragaman hayati. Dalam pendekatan konservasi, harimau disebut sebagai spesies payung—dengan menjaga harimau, kita otomatis menjaga keseluruhan ekosistem tempat ia hidup.
Keberadaan harimau adalah indikator ekosistem yang sehat. Hilangnya harimau menunjukkan bahwa suatu kawasan telah kehilangan fungsinya sebagai hutan alami yang utuh.
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat: Harapan untuk Harimau
KKI WARSI terus mendorong pendekatan konservasi berbasis masyarakat yang terbukti mampu menjaga kawasan hutan secara berkelanjutan.
BACA JUGA:Dana Hibah Belum Turun, Ini yang Dilakukan KONI Provinsi Jambi
Di beberapa wilayah dampingan rekaman jejak harimau masih ditemukan, menandakan bahwa kawasan yang dikelola oleh masyarakat secara lestari tetap menyediakan ruang hidup aman bagi satwa liar.
“Solusi konservasi tidak bisa eksklusif. Harimau hanya bisa bertahan jika kita bisa menghubungkan kembali hutan-hutan yang terpisah dan memberdayakan masyarakat sebagai penjaga terdepan,” tambah Adi.
Terkait dengan itu, KKI WARSI mengajak semua pihak—pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum—untuk mengambil bagian dalam upaya perlindungan harimau dan restorasi habitatnya.
Hentikan deforestasi, lindungi kawasan penting, dan perkuat peran masyarakat sebagai pelindung hutan.
BACA JUGA:Gedung Rektorat ULM Terbakar Hebat, Ijazah Wisudawan Hangus Bersama Api
Momentum Hari Harimau Sedunia ini harus menjadi pengingat bahwa menyelamatkan harimau berarti menjaga keberlanjutan ekosistem, iklim, dan kehidupan generasi mendatang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



