Mitos atau Fakta, Tekanan Darah Tinggi Jadi Pemicu Sakit Kepala
Ilustrasi Sakit Kepala--Freepik.com
JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Dalam keseharian, banyak orang percaya bahwa sakit kepala adalah tanda tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ketika kepala terasa berat atau berdenyut, kekhawatiran bahwa tekanan darah sedang meningkat sering kali muncul.
Namun, menurut dr. Zicky Yombana Babeheer, Sp.N., AIFO-K., DAIFIDN., CPS., anggapan tersebut tidaklah benar. Ia menegaskan bahwa tekanan darah tinggi tidak menyebabkan sakit kepala.
“Tekanan darah tinggi menyebabkan sakit kepala? Itu hoaks,” tegas dr. Ia menjelaskan bahwa pemahaman masyarakat mengenai hubungan antara sakit kepala dan tekanan darah tinggi masih sering keliru.
BACA JUGA:Dukcapil Klarifikasi Isu Soal Warga Israel Punya KTP, Disebut Tidak Benar
Banyak orang mengira bahwa ketika kepala terasa berdenyut, itu berarti tekanan darahnya naik. Padahal, kondisi yang terjadi justru sebaliknya.
“Biasanya pasien datang bilang, ‘Dok, kalau saya sakit kepala, tensi saya naik.’ Nah, yang benar adalah karena sakit kepala, tensinya naik bukan karena tensi naik jadi sakit kepala,” ujarnya.
Lebih lanjut, dr. Zicky memaparkan bahwa setiap rasa tidak nyaman pada tubuh, sekecil apa pun, dapat menyebabkan tekanan darah meningkat sementara.
BACA JUGA:Kereta Purwojaya Alami Anjlokan, KAI Sampaikan Permintaan Maaf dan Telusuri Faktor Penyebab
Misalnya, saat seseorang mengalami luka kecil, sariawan, atau nyeri ringan, tubuh akan memberikan respons stres yang bisa memicu kenaikan tekanan darah.
“Setiap rasa tidak nyaman di tubuh pasti bikin tensi naik. Mau itu kepala sakit, cantengan, atau sariawan, tensinya bisa ikut naik. Tapi itu bukan hipertensi kronik,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi tersebut hanyalah reaksi tubuh sesaat, bukan gejala hipertensi yang sesungguhnya. Ia mencontohkan, “Kalau tensi naik bikin sariawan, kan enggak juga.”
BACA JUGA:Waduh! Warga Merlung Dibacok Mantan Suami Istrinya dengan Parang
Artinya, tidak semua peningkatan tekanan darah disebabkan oleh penyakit hipertensi.
Meski begitu, dr. Zicky tetap mengingatkan bahwa hipertensi adalah penyakit berbahaya yang dijuluki “silent killer”.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




