Lonjakan Kasus Flu H3N2 Melanda Asia, Indonesia Catat Peningkatan Tajam Pasien ISPA
Ilustrasi Virus Influenza A, khususnya subtipe H3N2-ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Negara-negara di Asia, seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan Indonesia, tengah menghadapi lonjakan kasus flu sepanjang tahun 2025.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa penyebab utama peningkatan penyakit pernapasan ini adalah virus Influenza A subtipe H3N2 yang kini mendominasi berbagai wilayah. Ahli Epidemiologi dan Peneliti Kebijakan Kesehatan, Dicky Budiman, membenarkan tren tersebut.
"Secara regional Asia Tenggara bahkan global, tahun ini influenza A khususnya subtipe A H3N2 itu dilaporkan dominan di beberapa zona dan berkontribusi besar pada kenaikan kasus," ujarnya, Minggu 19 Oktober 2025.
BACA JUGA:Wabah Virus HMPV Merebak di China, Pemerintah Imbau Publik untuk Waspada
Virus H3N2 sendiri merupakan varian influenza tipe A yang semula bersirkulasi pada babi, namun dapat menginfeksi manusia. Pertama kali terdeteksi pada manusia pada tahun 2011, virus ini terus menyebabkan infeksi setiap tahun.
Meski tidak seberat H1N1, H3N2 diketahui lebih mematikan dibanding beberapa jenis flu lain, dengan tingkat kematian tertinggi pada musim flu antara 2003 hingga 2013.
WHO mencatat Thailand mengalami lebih dari 700 ribu kasus flu dan 61 kematian hingga awal Oktober 2025.
Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi negara tetangga, termasuk Indonesia, yang kini juga melaporkan lonjakan pasien dengan gejala batuk, pilek, dan demam berkepanjangan.
BACA JUGA:Virus HMPV Sudah Sampai di Malaysia, Tahun 2024 Terdeteksi 327 Sampel Positif
Menurut Dicky, H3N2 dikenal mudah bermutasi dan sering menimbulkan gejala berat. "Influenza A itu menjadi penyebab dominan orang dirawat karena infeksi pernapasan dan memiliki rata-rata lama rawat inap terpanjang, rata-rata 9 sampai 10 hari," jelasnya.
Fenomena serupa juga terjadi di Jepang dan Malaysia. Di Jepang, kasus flu dan "nasal cold" melonjak sejak akhir September 2025, bahkan beberapa sekolah harus meniadakan kegiatan belajar tatap muka.
Malaysia mencatat peningkatan pasien flu hingga 40 persen dibanding bulan sebelumnya, membuat rumah sakit di Kuala Lumpur dan Selangor kewalahan.
Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan kenaikan kasus influenza di Indonesia pada minggu ke-33 hingga ke-37 tahun 2025.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




