AWARDS
b9

Netizen Thailand Ramai Coba Seblak, Ahli Bongkar Dampak Pedas yang Tak Banyak Diketahui

Netizen Thailand Ramai Coba Seblak, Ahli Bongkar Dampak Pedas yang Tak Banyak Diketahui

Netizen Thailand Ramai Coba Seblak, Ahli Bongkar Dampak Pedas yang Tak Banyak Diketahui-freefik-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Belakangan ini, jajanan khas Jawa Barat seblak mulai menarik perhatian masyarakat Thailand. Hidangan bercita rasa pedas, gurih, serta dipenuhi aneka isian itu kini tengah viral dan banyak dicoba oleh warga setempat.

Berbagai reaksi saat pertama kali mencicipi seblak pun ramai dibagikan melalui media sosial, terutama di TikTok dan Instagram. Menariknya, seblak kerap dihidangkan dengan level kepedasan yang berbeda-beda sehingga menghadirkan tantangan bagi para pecinta makanan pedas.

Namun, di balik popularitasnya, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa konsumsi makanan pedas secara berlebihan bisa berdampak buruk bagi tubuh.

Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI – RS Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menjelaskan bahwa cabai yang menjadi sumber rasa pedas mengandung senyawa kimia bernama capsaicin.

BACA JUGA:Hati-Hati! Tidak Semua Pemanis Nol Kalori Lebih Sehat, Ini Kata Dokter Spesialis Gizi

Zat tersebut dapat menimbulkan luka pada dinding lambung, memicu peningkatan gerakan peristaltik usus, bahkan menyebabkan refluks lambung.

“Contohnya, ketika asam lambung naik disertai sensasi panas dari cabai, rasa terbakar itu bisa kembali naik dan memperparah refluks,” ujar Ari saat diwawancarai di Jakarta.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa sebagian makanan pedas dibuat menggunakan campuran zat kimia tambahan yang justru dapat memperbesar risiko gangguan kesehatan.

Hal senada disampaikan oleh Dr. Deka Larasati, SpPD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Konsultan Gastro Entero Hepatologi dari RSPAD Gatot Soebroto.

BACA JUGA:Minggu Penuh Perubahan! Begini Ramalan Zodiak Kamu

Menurutnya, konsumsi makanan pedas seperti seblak dalam jangka panjang berpotensi menyebabkan nyeri perut serta memperburuk peradangan lambung, terutama pada penderita GERD (gastroesophageal reflux disease).

Sementara itu, dampak jangka pendek yang umum dialami akibat sering menyantap makanan pedas antara lain diare dan rasa sakit pada perut.

“Makanan pedas bisa mengiritasi lambung dan memperparah kondisi peradangan. Karena itu, sebaiknya hindari makanan, jamu, atau obat-obatan yang dapat mengganggu saluran cerna. Perbanyak konsumsi serat dari buah dan sayur, serta jauhi makanan berpengawet,” jelas Deka.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: