Terlihat Sehat Tapi Berisiko Gagal Jantung? Cek Tanda-Tandanya Sekarang Juga!
Ilustrasi -freefik-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Gagal jantung merupakan kondisi medis serius di mana organ jantung kehilangan kemampuan optimalnya dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Dampaknya bisa sangat fatal, karena suplai oksigen dan nutrisi ke organ vital menjadi terganggu, bahkan dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ lainnya.
Menurut dr. Novi Yanti Sari, SpJP, spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk dan Lippo Village, gagal jantung ditandai oleh sejumlah keluhan utama seperti napas yang pendek, pembengkakan pada pergelangan kaki, serta cepat lelah saat beraktivitas ringan.
“Secara fisik, pasien gagal jantung biasanya menunjukkan tanda-tanda seperti tekanan vena jugularis yang meningkat, suara tidak normal di paru-paru (ronkhi), hingga pembengkakan pada kaki dan tangan,” jelas dr. Novi dalam keterangannya.
Gagal jantung umumnya dipicu oleh gangguan struktur atau fungsi jantung yang menyebabkan tekanan dalam bilik jantung meningkat, atau kemampuan memompa darah menurun baik dalam keadaan diam maupun saat beraktivitas.
BACA JUGA:Widiih! Mau Belok dan Putar Arah, Mobil Brio Terbalik di Sipin
BACA JUGA:Laka Maut! Mahasiswa Asal Merangin Tewas Dihantam Truk di Jalinsum Sarolangun
Dijelaskan lebih lanjut, kondisi ini paling sering disebabkan oleh melemahnya otot jantung (disfungsi miokard) baik secara sistolik (kemampuan memompa) maupun diastolik (kemampuan menerima darah).
Terdapat dua jenis gagal jantung:
- Gagal jantung sisi kiri, yang menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru dan membuat pasien sesak napas.
- Gagal jantung sisi kanan, yang ditandai pembengkakan di perut dan tungkai karena cairan menumpuk dalam sistem peredaran darah.
Penyakit yang berisiko tinggi menyebabkan gagal jantung meliputi hipertensi, penyakit jantung koroner, kerusakan katup jantung, infeksi virus (seperti viral myocarditis), gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium dan takikardia ventrikel, serta kondisi autoimun dan metabolik kronis.
Gejala awal yang umum muncul adalah mudah lelah, terutama saat melakukan aktivitas harian yang biasanya ringan. Banyak pasien juga mengalami sesak napas yang makin parah saat berbaring, dan membaik saat duduk tegak.
BACA JUGA:Ini Dia Rekomendasi Serial Netflix untuk Temani Akhir Pekanmu
BACA JUGA:WNI Asal Jambi 'Terjebak' di Budapest, Gubernur Jambi Diminta Segera Surati Menlu
Gejala khas lain adalah paroxysmal nocturnal dyspnea (PND), yaitu serangan sesak mendadak saat tidur yang menyebabkan pasien terbangun di malam hari dalam kondisi panik.
Meski sama-sama berbahaya, gagal jantung berbeda dengan serangan jantung. Gagal jantung disebabkan oleh penurunan fungsi pompa otot jantung secara perlahan, sedangkan serangan jantung terjadi secara mendadak akibat penyumbatan di arteri koroner yang memasok darah ke jantung.
Penanganan gagal jantung dilakukan berdasarkan pedoman terapi terkini atau Guideline-Directed Medical Therapy (GDMT), yang meliputi kombinasi obat-obatan untuk mengurangi gejala, mencegah rawat inap ulang, serta menurunkan angka kematian.
Pada beberapa kasus yang disertai gangguan kelistrikan jantung seperti left bundle branch block (LBBB), dokter akan mempertimbangkan pemasangan alat bantu Cardiac Resynchronization Therapy (CRT) untuk menyelaraskan kontraksi kedua sisi jantung agar fungsinya lebih efisien.
BACA JUGA:Gubernur Al Haris Tegaskan LAM Jambi Jadi Kunci Pelestarian Adat dan Mitra Strategis Pemerintah
BACA JUGA:Gedung SPPG Baru Resmi Dibangun, Pemkab Tanjab Barat Apresiasi Langkah Polres Dukung Gizi Anak Sekolah
Jika pengobatan dengan obat tidak membuahkan hasil, terapi lanjut seperti pemasangan Left Ventricular Assist Device (LVAD) atau alat bantu pompa jantung bisa menjadi solusi. Sementara untuk kondisi kritis yang membutuhkan penanganan cepat, digunakan sistem Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO) guna mendukung sirkulasi darah dan oksigenasi secara eksternal.
Langkah paling akhir jika semua metode tidak efektif adalah transplantasi jantung, terutama bagi pasien yang mengalami gagal jantung terminal.
Dr. Novi menegaskan, semakin awal gagal jantung dideteksi dan ditangani, maka peluang pasien untuk sembuh atau hidup lebih lama akan meningkat secara signifikan. Sebaliknya, keterlambatan diagnosis atau terapi yang tidak tepat bisa mempercepat kerusakan dan memperburuk kondisi pasien.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



