Update Bencana, Banjir Sumatra Sebabkan 442 Kematian dan 402 Warga Hilang

Senin 01-12-2025,08:00 WIB
Reporter : nazila
Editor : nazila

JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data mengenai korban bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa wilayah Sumatra, yaitu Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Per Minggu, 30 November 2025, laporan resmi menunjukkan bahwa total 442 orang telah dinyatakan meninggal dunia, sementara 402 lainnya masih dinyatakan hilang.

Angka ini diperkirakan masih bisa berubah seiring proses pencarian dan pendataan lanjutan di lapangan.

BACA JUGA:Banjir Bandang, Tanggung Jawab Negara, dan Jalan Class Action bagi Warga

Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa dari ketiga daerah tersebut, Sumatra Utara merupakan wilayah yang paling parah terdampak.

Kerusakan infrastruktur, banyaknya permukiman tergenang, serta masih terbatasnya akses menuju lokasi-lokasi tertentu membuat proses evakuasi dan pendataan berlangsung sangat menantang.

Suharyanto menambahkan bahwa kondisi di Sumatra Barat relatif lebih memungkinkan untuk dipulihkan lebih cepat dibandingkan dua wilayah lainnya.

Hal ini disebabkan situasi geografis dan kerusakan yang tidak separah di Sumatra Utara dan Aceh.

BACA JUGA:Wah! Bakal Ada Gedung Kodam dan Pangkalan Udara Baru di Jambi

Dalam konferensi pers yang digelar pada hari yang sama, Suharyanto menjelaskan bahwa intensitas hujan saat ini sudah menurun signifikan.

Menurutnya, berhentinya hujan merupakan faktor penting yang membantu mempercepat upaya pemulihan dan pencarian korban.

Dengan cuaca yang lebih stabil, tim gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan masyarakat dapat bekerja lebih optimal untuk membuka akses jalan, mengevakuasi warga, serta mengidentifikasi korban yang ditemukan.

BACA JUGA:SM3 Wheeler Jadi Pusat Perhatian di GJAW 2025, Studio Motor Ungkap Harga dan Detail Produksi

Bencana banjir dan longsor yang melanda sebagian wilayah Sumatra ini bermula pada 25 November 2025. Saat itu, curah hujan ekstrem yang turun tanpa henti memicu meluapnya sungai dan membuat lereng-lereng bukit di beberapa daerah tidak mampu menahan beban air, sehingga terjadi longsor.

Situasi semakin memburuk dalam hitungan jam, hingga akhirnya Gubernur Sumatra Utara, Bobby Nasution, menetapkan status darurat bencana pada 27 November 2025 untuk mempercepat penanganan.

Kategori :