JAMBI - INDEPENDNET.CO.ID - Harga ponsel diperkirakan akan semakin melonjak dalam beberapa tahun ke depan. Prediksi ini muncul karena pesatnya perkembangan teknologi AI generatif yang secara tidak langsung menciptakan kelangkaan pada komponen memori, salah satu bagian paling penting dalam smartphone.
Lonjakan kebutuhan memori ini membuat produsen perangkat harus menyesuaikan harga agar tetap bisa memenuhi biaya produksi yang meningkat.
Media Hankyung melaporkan bahwa Samsung kini tengah mempertimbangkan untuk menaikkan harga sejumlah produknya, termasuk ponsel pintar.
BACA JUGA:Hamangkunegoro Akhirnya Resmi Menjadi SISKS Pakubuwono XIV
Langkah ini muncul setelah stok memori di pasaran semakin menipis. Besar kenaikan harga belum diungkap secara resmi, namun rumor menyebutkan bahwa perangkat Samsung di kelas bawah hingga menengah menjadi lini yang paling berpotensi mengalami penyesuaian harga.
Xiaomi pun menghadapi situasi serupa. Setelah merilis seri Redmi K90 di China, Presiden Xiaomi Lu Weibing mengungkapkan bahwa harga ponsel teranyar mereka ikut naik akibat melambungnya harga memori.
Redmi K90 series dibanderol mulai dari 2.599 yuan, atau lebih mahal sekitar 100 yuan dibandingkan model generasi sebelumnya.
BACA JUGA:Lonjakan Bunuh Diri Anak, Psikolog Ungkap Kerentanan Depresi pada Gen Alpha
Hal ini menjadi sinyal bahwa kenaikan harga memori berdampak langsung pada biaya produksi smartphone generasi baru.
Lalu, apa hubungan antara teknologi AI dan kelangkaan memori ini? Pada dasarnya, fitur AI generatif terbagi menjadi dua jenis, yang berjalan langsung di perangkat (on-device) dan yang dijalankan melalui sistem cloud yang lebih kompleks.
Untuk menjalankan AI generatif berbasis cloud, perusahaan seperti Google, OpenAI, dan Microsoft membutuhkan server farm dalam jumlah besar. Server tersebut memerlukan high-bandwidth memory (HBM) dalam volume yang sangat besar.
BACA JUGA:Warga Heran, Becak Listrik Hanya Menampilkan Foto Prabowo Tanpa Gibran
Permintaan HBM yang meningkat drastis inilah yang kemudian memicu perubahan fokus pada industri chip global.
Meski HBM tidak digunakan di smartphone, keberadaannya memengaruhi keseimbangan produksi chip secara keseluruhan.
Produsen chip seperti SK Hynix dan Samsung lebih memilih memproduksi HBM karena margin keuntungannya jauh lebih tinggi dibanding DRAM, yaitu jenis memori yang umum digunakan pada ponsel.