JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Indonesia kini berada di titik penting dalam menghadapi dua sisi era digital: meningkatnya ancaman siber dan peluang besar untuk memperkuat perekonomian berbasis teknologi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas), Soegiharto Santoso, menegaskan bahwa, "Setiap celah keamanan adalah ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan kepercayaan publik."
Dikenal akrab dengan sapaan Holy, Soegiharto menilai bahwa penguasaan keamanan siber yang kuat dan penerapan digitalisasi ekonomi yang tepat dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi global pada tahun 2045.
BACA JUGA:Sat Set! Tak Sampai 10 Jam, Polisi Tangkap 7 Berandalan yang Tawuran di Mendalo
Ia menekankan, kesiapan dalam menjaga keamanan data merupakan pondasi utama bagi kedaulatan digital dan ketahanan ekonomi bangsa.
"Tema Building Data Security Readiness Towards Economic Resilience bukan sekadar slogan, tetapi seruan untuk bertindak di tengah gelombang transformasi digital yang tak terbendung. Sangat penting adanya kesiapan kolektif menghadapi ancaman siber," ujar Holy.
Pandangan serupa disampaikan oleh Presiden Direktur PT Naganaya Indonesia, Aditya Adiguna, yang menyoroti besarnya kerugian ekonomi akibat serangan siber di Indonesia. Menurutnya, total kerugian yang dialami sepanjang 2024 mencapai 34,2 miliar dolar AS, setara dengan 3,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
"Selain kerugian finansial, serangan siber juga menurunkan kapabilitas operasional berbagai organisasi di sektor publik maupun swasta," jelasnya.
BACA JUGA:Kemenhut Gencarkan Penertiban Tambang Emas Ilegal di Hutan Sekotong, NTB
Ajang National Cybersecurity Connect 2025 (NCSC 2025) yang digelar di Jakarta menjadi langkah strategis untuk memperkuat kesiapan keamanan siber nasional sekaligus membuka peluang baru di sektor ekonomi digital. Kegiatan ini menghadirkan lebih dari 5.000 peserta nasional dan internasional, termasuk praktisi, akademisi, regulator, serta pemimpin industri dari berbagai bidang.
Berbagai sesi seperti panel diskusi, workshop, Cyber Stage, Silent Conference, hingga Exhibition Area diselenggarakan untuk menampilkan inovasi dan solusi terkini di bidang keamanan siber. Fokus utama diskusi berkisar pada penguatan tata kelola data, penerapan Zero Trust Model, serta pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam sistem pertahanan digital nasional.
"NCSC 2025 bukan sekadar konferensi, tetapi platform nyata untuk mentransformasikan tantangan siber menjadi peluang ekonomi digital," tutup Holy.