IHSG Menguat 0,91 Persen, Didorong Insentif BI dan Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

Rabu 29-10-2025,19:00 WIB
Reporter : widya
Editor : widya

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu 29 Oktober 2025 seiring dengan munculnya sentimen positif dari rencana kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan memberikan insentif bagi bank yang menurunkan suku bunga kredit lebih cepat.

IHSG menguat 73,59 poin atau 0,91 persen ke level 8.166,22. Sementara itu, indeks saham unggulan LQ45 juga mengalami peningkatan 14,11 poin atau 1,72 persen menjadi 836,72.

"IHSG dibuka menguat dan sempat melemah, namun kemudian berbalik arah di teritori positif yang antara lain ditopang oleh penguatan saham perbankan besar dan pertambangan," ujar Kepala Riset Phintraco Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu 29 Oktober 2025.

Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari langkah BI yang akan memberikan insentif berupa penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) bagi perbankan yang menurunkan suku bunga kredit lebih cepat mulai 1 Desember 2025. 

BACA JUGA:Kemenkes Ungkap Alasan di Balik Meningkatnya Kasus Stroke pada Generasi Muda

Insentif tersebut akan diberikan berdasarkan tingkat elastisitas suku bunga kredit, di mana bank dengan elastisitas rendah tidak memperoleh insentif, sementara bank dengan elastisitas tinggi akan mendapatkan potongan hingga 0,5 persen dari Dana Pihak Ketiga (DPK).

Kebijakan ini diharapkan dapat mempercepat transmisi penurunan suku bunga ke sektor riil dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, optimisme investor juga meningkat karena adanya sinyal pemulihan ekonomi domestik pada kuartal IV-2025 serta rebound harga komoditas emas yang turut memperkuat pergerakan pasar.

Dari luar negeri, pelaku pasar menanti hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada Kamis 30 Oktober 2025 dini hari waktu Indonesia.

BACA JUGA:Ngeri! Beruang Serang Petani di Muaro Jambi Saat Menyadap Karet

Investor memperkirakan The Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,75 hingga 4 persen, level terendah sejak Desember 2022. Ekspektasi tersebut memberi dorongan tambahan terhadap optimisme pasar saham regional, termasuk Indonesia.

Sepanjang perdagangan, IHSG sempat bergerak fluktuatif. Setelah sempat berada di zona merah pada sesi pertama, indeks berhasil bangkit dan menguat di sesi kedua hingga penutupan. 

Berdasarkan data Bursa, sektor barang baku menjadi penopang utama penguatan indeks dengan kenaikan 3,46 persen, disusul sektor barang konsumen non primer dan keuangan yang juga bergerak positif. Sementara itu, sektor industri, properti, dan teknologi justru mengalami pelemahan tipis.

BACA JUGA:Waduh! Modus Arisan Fiktif, Ibu Muda di Singkut Sarolangun Ini Tipu Korban Hingga Ratusan Juta

Sejumlah saham mencatatkan penguatan signifikan seperti INOV, FISH, TOOL, PORT, dan STRK, sedangkan saham TOBA, LABA, MICE, BBSS, dan OBAT menjadi yang paling tertekan. 

Aktivitas perdagangan tercatat cukup tinggi, dengan 2,23 juta kali transaksi dan volume mencapai 28,37 miliar lembar saham senilai Rp22,75 triliun. Dari total tersebut, 335 saham menguat, 316 melemah, dan 140 stagnan.

Kategori :