JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS) dan group berhasil mencetak sejarah baru sebagai percontohan nasional, melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) lahan gambut seluas 2018 hektar dengan pola pendekatan landscape terintegrasi (integratif landscape approach) yaitu model penerapan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan perusahaan.
Demikian disampaikan Ir Handayaningsih, Direktur Teknik Konservasi Tanah dan Reklamasi Hutan Dirjen Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan, Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Kamis 23 Oktober 2025 didampingi Direktur Rehabilitasi Hutan Kemenhut, Nikolas Nugroho Surjobasuindro S.Hut.
“Terhadap tiga perusahaan ini (PT SAS Group) kami sampaikan apresiasi atas perannya yang cukup besar, membangun secara kolaboratif bagaimana model rehabilitas DAS yang sesungguhnya, saya mendorong ini sebagai inisiator, bisa menjadi pola jangka panjang dan berkelanjutan,” ujarnya usai acara penanaman perdana pohon di kawasan rehabilitasi DAS, di Kawasan Hutan Gambut Londrang di Desa Koto Kandis Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.
Kata Handayani, saat ini rehabilitasi DAS tidak lagi sekedar menundukkan tanaman, namun juga bagaimana tanaman itu dipastikan jadi (hidup dan tumbuh) dan ada azas manfaatnya bagi masyarakat.
BACA JUGA:Berantas Mafia Tanah, Kementerian ATR/BPN Percepat Pendaftaran Tanah di Tahun Pertama Prabowo-Gibran
Ia pun memuji peran serta PT SAS dan group menjadi inisiator rehabilitasi DAS pola pendekatan landscape terintegrasi ini, ia menyebut pola ini akan jadi role model di tanah air.
Sediakan 1,4 Juta Bibit Tanaman, Jadi Laboratorium Alam
Sebagai perusahaan pertambangan batu bara pemegang Pesetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) di Provinsi Jambi, PT SAS dan group memang telah membuktikan komitmennya untuk melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari tepatnya di Kawasan Hutan Gambut Londrang dengan luas total 2.018 hektar. Lahan ini mengalami kerusakan cukup parah pasca bencana Karhutla beberapa tahun lalu.
Direktur PT SAS, Kameswara Helly mengatakan, dalam rehabilitasi DAS ini perusahaan memang membangun kolaborasi dengan pemerintah melalui BPDAS Batanghari, Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dan PHK Tanjung Jabung Timur serta masyarakat melalui kelompok tani.
Masyarakat katanya, akan berperan aktif bersama perusahaan, mulai dari menanam bibit, merawat tanaman, menjaga kelestarian hutan gambut hingga akhirnya nanti masyarakat bisa menerima manfaatnya di masa depan.
PT SAS dan group kata Helly akan menyediakan total 1,4 juta bibit tanaman untuk hutan lindung. Jenis tanaman dipilih berdasarkan rekomendasi BPDAS Batanghari, mulai dari bibit jenis tanaman kayu-kayuan seperti jelutung rawa, pulai rawa dan pohon kayu putih.
Juga disediakan tanaman hasil hutan bukan kayu seperti aren, jengkol, petai, pinang, lengkeng dan lainnya. Bibit tanaman akan diserahkan perusahaan secara bertahap.
Menariknya, dari total lahan seluas 2.018 hektar itu, 50 hektar diantaranya akan dijadikan Laboratorium Alam Model Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai oleh Badan Pengelola DAS (BPDAS) Batanghari.
Laboratorium Alam ini diharapkan bisa menjadi sarana penelitian dan pengembangan rehabilitasi DAS pola pendekatan landscape terintegrasi di tanah air.