Wah! Ini Fenomena Aneh di Samudra Atlantik, Sabuk Rumput Laut Sepanjang 8.850 Km Terlihat dari Antariksa

Kamis 16-10-2025,13:00 WIB
Reporter : widya
Editor : widya

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Fenomena alam luar biasa tengah menjadi perhatian para ilmuwan di seluruh dunia. Sebuah sabuk raksasa berisi rumput laut cokelat bernama Great Atlantic Sargassum Belt kini terbentang luas di Samudra Atlantik dan bahkan dapat dilihat dari luar angkasa.

Sabuk sargassum ini pertama kali terdeteksi pada tahun 2011 dan sejak itu pertumbuhannya meningkat secara dramatis.

Menurut laporan Oddity Central pada Rabu 15 Oktober 2025, panjang sabuk tersebut kini mencapai sekitar 8.850 kilometer dengan berat lebih dari 37,5 juta ton hampir dua kali lebar benua Amerika. 

Hamparan rumput laut ini memanjang dari pesisir barat Afrika hingga Teluk Meksiko, membentuk pita cokelat raksasa di permukaan air laut.

BACA JUGA:BREAKING NEWS! PSSI Pecat Patrick Kluivert dari Timnas Indonesia Setelah Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026

Pada awalnya, sargassum hanya ditemukan di wilayah Laut Sargasso, namun kini penyebarannya meluas hingga ke lautan terbuka.

Para peneliti menilai bahwa peningkatan kadar nitrogen dan fosfor di lautan akibat aktivitas manusia seperti pertanian, limbah rumah tangga, dan pembuangan sampah menjadi pemicu utama pertumbuhannya yang masif.

Dampak Positif dan Negatif

Fenomena ini memiliki dua sisi. Di satu sisi, sabuk sargassum menjadi habitat alami penting bagi beragam biota laut, termasuk ikan, kepiting, udang, belut, hingga penyu. Namun di sisi lain, dampaknya terhadap ekosistem juga cukup serius.

BACA JUGA:Wah! MyRepublic Beroperasi Tanpa Izin di Kabupaten Batang Hari, Gardu Induk Langsung Disegel

Hamparan rumput laut yang begitu luas dapat menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan terumbu karang untuk proses fotosintesis, mengganggu fungsi alami laut dalam menyerap karbon, dan ketika membusuk, sargassum melepaskan gas beracun seperti metana dan hidrogen sulfida yang berpotensi mencemari udara serta merusak lingkungan.

Ketika massa rumput laut ini terbawa hingga ke pantai, dampaknya meluas ke berbagai sektor mulai dari pariwisata yang terganggu oleh bau busuk dan tumpukan rumput laut.

Perikanan yang menurun karena habitat terganggu, hingga potensi gangguan pada pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah pesisir.

BACA JUGA:Ammar Zoni Jalani Hukuman di Nusakambangan

Para ilmuwan memperingatkan, dengan kenaikan suhu laut global yang terus terjadi, pertumbuhan sabuk sargassum raksasa ini berpotensi semakin cepat dan luas.

Kategori :