JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa proses pencarian terhadap tujuh pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) yang terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Caving (GBC), Papua, masih terus dilakukan hingga kini.
Para pekerja tersebut telah terjebak sejak Senin malam, 8 September 2025, akibat insiden longsoran lumpur basah yang terjadi di dalam tambang.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno.
BACA JUGA:Top 10 Paling Populer! Wednesday 2 Geser Posisi Stranger Things 3 di Netflix
menjelaskan bahwa saat ini pemerintah bersama manajemen PTFI masih memfokuskan segala upaya untuk menemukan ketujuh pekerja yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Dari total tujuh orang tersebut, lima di antaranya adalah Warga Negara Indonesia (WNI), sementara dua lainnya merupakan Warga Negara Asing (WNA) masing-masing berasal dari Chili dan Afrika Selatan.
“Kami sudah menjalin komunikasi dengan kedutaan besar dari negara yang bersangkutan untuk memberikan pembaruan informasi terkait proses pencarian,” ujar Tri
BACA JUGA:Menyedihkan! Kecepatan Internet Indonesia Kalah Jauh dari Negeri Tetangga
Akibat dari kejadian tersebut, operasional pertambangan di wilayah GBC untuk sementara dihentikan.
Hal ini tentu berdampak pada produksi perusahaan, meskipun Tri menegaskan bahwa dampaknya masih terbatas.
“Produksi pasti terdampak, tapi hanya di wilayah GBC. Secara keseluruhan, mungkin produksi turun sekitar 30 persen,” tambahnya.
Peristiwa longsoran ini terjadi pada malam hari, dengan titik awal berasal dari area runtuhan bijih (draw point) 20- West.
BACA JUGA:Indonesia Perkuat Kemitraan dengan IFAD, Dukung Implementasi IFAD13 Replenishment
Lumpur kemudian mengalir sejauh sekitar 400 meter dari Panel 23-East menuju Panel 28-West dan menyebar ke berbagai titik.
Akibat aliran lumpur tersebut, sebagian besar infrastruktur tambang di level pengambilan bijih terhenti.