Keberanian dan ketegasan dalam menegakkan hukum adalah napas utama kepolisian dalam menjaga keadilan.
Tanpa penegak hukum yang berintegritas di bidang ini, kepercayaan publik mustahil dipulihkan. Karena itu, keberadaan figur yang tegas dan berani sangat penting untuk mengubah citra Polri menjadi semakin baik.
Namun reformasi kepolisian bukan sekadar pergantian orang di kursi Kapolri. Lebih jauh, menjadi sebuah transformasi budaya, sistem, dan keberanian untuk membersihkan penyakit yang telah lama bercokol.
Dengan kepemimpinan yang kuat, dukungan politik yang jelas, serta pengawasan yang tegas, maka stigma tajam ke bawah dan tumpul ke atas bisa terkikis.
BACA JUGA:Instagram Ubah Highlight Jadi Grid, Netizen Heboh
Begitu pula dengan pandangan bahwa tanpa viral tidak ada keadilan, yang seharusnya segera berakhir.
Harapan masyarakat sederhana, yaitu keadilan harus hadir tanpa syarat. Rakyat kecil yang kehilangan motor harus dilayani tanpa pungutan.
Mereka yang mencari keadilan tidak perlu takut diintimidasi atau ditolak. Kepolisian yang reformis adalah kepolisian yang berani melawan mafia, menolak setoran, dan menempatkan rakyat sebagai pusat pengabdian.
Langkah Presiden Prabowo membuka jalan untuk terwujudnya mimpi itu. Usulan untuk memperkaya gagasan dengan solusi nyata yang bisa ditindaklanjuti.
BACA JUGA:Hopeless Romantic Alert! Zodiak yang Hidupnya Tak Jauh dari Drama Cinta
Kuncinya sekarang pada tantangan terbesar ada pada keberanian untuk mengeksekusi. Bila reformasi benar-benar dijalankan, Indonesia akan memiliki kepolisian yang bukan hanya ditakuti karena seragam cokelatnya, tetapi dihormati karena integritasnya.
Harapan ke depan, rakyat tidak lagi harus berkata “no viral no justice”, karena keadilan akan hadir tanpa perlu sorotan kamera.
*Team Hukum Merah Putih.