Kulit Iritasi Akibat Gas Air Mata? Begini Langkah Pemulihan Cepat Menurut Dokter Spesialis

Sabtu 30-08-2025,11:16 WIB
Reporter : Edo Adri
Editor : Edo Adri

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Paparan gas air mata yang belakangan ini digunakan dalam aksi demonstrasi bisa menimbulkan dampak serius pada kesehatan kulit. Seorang dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), dr. Arini Astasari Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV, memberikan panduan penting agar masyarakat dapat memulihkan kondisi kulit dengan cepat dan aman.

Menurut Arini, gas air mata mengandung senyawa iritan kuat seperti chlorobenzylidene malononitrile (CS) dan chloroacetophenone (CN) yang mampu memicu reaksi berupa kemerahan, rasa panas terbakar, gatal, hingga luka melepuh jika terpapar dalam intensitas tinggi atau berulang.

Arini menegaskan, hal paling utama setelah terkena paparan gas air mata adalah segera mencuci kulit menggunakan air bersuhu normal dalam jumlah banyak. "Jangan menggunakan air panas, cukup dengan air biasa atau air suhu ruang agar tidak memperparah iritasi," jelasnya.

Setelah membersihkan kulit, masyarakat disarankan langsung mengoleskan pelembab dengan tekstur lembut yang mengandung bahan seperti ceramide, petrolatum, atau lidah buaya (aloe vera). Kandungan tersebut berfungsi memperbaiki lapisan pelindung kulit yang rusak akibat paparan bahan kimia.

BACA JUGA:Ketika Masyarakat, Polisi dan Wartawan Jadi Korban: Dilema Demokrasi di Jalanan

Arini juga menekankan pentingnya segera mengganti pakaian yang terkena gas air mata. Hal ini mencegah terjadinya paparan ulang zat kimia yang menempel pada kain dan bisa memperburuk iritasi.

Kesalahan umum yang sering dilakukan masyarakat adalah menggosok kulit atau menggunakan bahan yang tidak seharusnya, seperti pasta gigi. “Odol mengandung menthol, fluoride, dan detergen. Jika dioleskan ke kulit, justru bisa memperburuk iritasi, menimbulkan dermatitis, bahkan luka bakar kimia. Jadi sebaiknya dihindari,” tegas Arini.

Durasi pemulihan kulit akibat gas air mata bervariasi. Jika iritasi ringan, biasanya kulit pulih dalam 1–3 hari setelah tidak ada paparan. Namun, jika kondisi lebih berat atau timbul luka, penyembuhan bisa berlangsung hingga dua minggu, tergantung kondisi kulit masing-masing.

Untuk kasus peradangan berat, dokter biasanya meresepkan krim anti-inflamasi, termasuk kortikosteroid topikal ringan seperti hydrocortisone.

BACA JUGA:Terbukti Ilmiah! Menari 15 Menit Sehari Bisa Perkuat Paru-Paru dan Imun Tubuh

Arini mengingatkan, paparan gas air mata secara berulang dalam beberapa hari berturut-turut dapat menyebabkan akumulasi iritasi. “Risiko peradangan akan meningkat, bisa menimbulkan luka terbuka hingga infeksi sekunder,” ujarnya.



Kategori :