JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi sampai saat ini belum juga dilaksanakan. Padahal semua tahu bahwa Musda merupakan instrumen untuk memperbarui kepemimpinan dan memperkuat komitmen organisasi.
"Keterlambatan pelaksanaan Musda bukan sekadar masalah administratif dalam sistem demokrasi kontemporer," kata Pahrudin HM, Analis Politik dan Kebijakan Universitas Nurdin Hamzah, Selasa, 5 Agustus 2025.
Sebaliknya kata dia, ini dapat dianggap sebagai sinyal menurunnya dinamika politik internal yang positif.
Pahrudin yang juga Direktur Eksekutif Public Trust Institute (PUTIN) ini melanjutkan, Musda sebenarnya adalah momentum 5 tahunan di mana kader dapat bersaing secara adil, berbagi ide, dan menyalurkan keinginan mereka di seluruh organisasi.
BACA JUGA:Menakar Urgensi Pilkada Langsung atau Tidak Langsung
"Karena forum ini terus tertunda, publik tentu mempertanyakan, di mana komitmen terhadap demokrasi internal partai?" ujarnya.
Ketua Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia (MAKPI) Klaster Sumbagsel ini menjelaskan, secara historis, fenomena penundaan Musda di Golkar Jambi ini bukan hal yang baru.
Sebelum ini, Musda DPD II di beberapa kabupaten/kota seperti Muaro Jambi dan Kota Jambi telah ditunda berulang kali karena berbagai alasan, termasuk ketidaksiapan panitia dan konflik internal.
"Situasi ini menunjukkan bahwa masalah utama tidak hanya soal teknis, tetapi lebih berkaitan dengan konflik kekuasaan yang belum terselesaikan.
BACA JUGA:Zodiak yang Paling Disiplin Soal Diet dan Olahraga
"Fenomena ini menunjukkan terjadinya stagnasi struktural Golkar di Jambi. Di saat partai lain berusaha bersatu untuk menghadapi pemilu dan pilkada, Golkar sedang sibuk dengan masalah internal," kata dia.
Menurutnya, regenerasi kepemimpinan tertunda karena Musda yang tertunda, dan partai kehilangan semangat untuk membuat strategi politik baru.
Menurut Pahrudin, penundaan Musda merupakan masalah yang bukan hanya terkait organisasi, tetapi juga integritas demokrasi partai. Sebagai partai besar, Golkar berasal dari tradisi struktural yang kuat.
Namun, partai ini akan kehilangan semangatnya sebagai rumah besar para kader jika tradisi tersebut mulai diganggu oleh kepentingan segelintir elit atau dibiarkan mati karena ketidaktegasan.
BACA JUGA:Zodiak yang Paling Totalitas Saat PDKT, Rela Lakukan Apa Saja Demi Gebetan!