MUARATEBO,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Menjelang Pilkada Serentak 2024, ribuan pemilih potensial belum melakukan perekaman e-KTP.
Untuk itu, KPU Tebo meminta kepada dukcapil untuk segera melakukan perekaman e-KTP, sebelum pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.
Data yang diterima KPU Tebo, dari 3.425 pemilih potensial non KTP elektronik, baru 106 pemilih saja yang sudah melakukan perekaman.
Sedangkan sisanya 3.319 pemilih belum lakukan perekaman.
BACA JUGA:Warga Segel Kantor Desa di Bungo, Minta Kades Dusun Tanah Periuk Dipecat
BACA JUGA:Berbahaya, Pohon Kering di Pinggir Jalan Raya, Kerap Dilanda Angin Kencang
Saat dikonfirmasi belum lama ini, Komisioner KPU Tebo Ahmad Junaidi mengatakan, KPU telah menerima jadwal dan lokasi yang akan mereka datangi untuk proses perekaman.
Lanjut Ahmad Junaidi, KPU akan meminta kepada penyelenggara di tingkat bawah, seperti PPK dan PPS, untuk mengajak masyarakat melakukan perekaman KTP elektronik.
“Jika mereka tidak memiliki KTP elektronik, dipastikan tidak akan bisa memilih pada 27 November mendatang. Selain itu, kegunaan KTP elektronik bukan sebatas hari pemilihan saja, tetapi juga dibutuhkan sebagai identitas dan kepeluan data kependudukan lainnya,” pungkas Junaidi.
Seperti diketahui, pemilih potensial sering dipandang sebagai individu atau kelompok yang memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam pemilihan umum, namun belum tentu telah terdaftar atau belum memutuskan untuk memilih.
BACA JUGA:Viral, Papan Bunga Ucapan dari Dokter Deri Dirusak Orang tak Bertanggung jawab
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Warga Temukan Mayat Tanpa Identitas di Tepi Danau Kerinci, Begini Kondisinya
Mereka memiliki hak pilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti usia, kewarganegaraan, dan kepemilikan e-KTP, tetapi partisipasinya dalam pemilu dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti minat, informasi yang mereka dapatkan tentang calon atau isu, serta situasi politik.
Dalam konteks politik, pemilih potensial sering menjadi sasaran kampanye untuk memobilisasi mereka agar menggunakan hak pilihnya, terutama karena mereka dianggap bisa memengaruhi hasil pemilu jika berhasil diaktifkan.