Sebaliknya, akselerasi yang agresif dan sering, kecepatan tinggi, yang disertai pengereman yang mendadak (hard braking) akan menghabiskan lebih banyak energi.
Jika kondisi memungkinkan, menggunakan cruise control untuk membantu kecepatan kendaraan yang konstan dan mengantisipasi kecepatan tinggi yang akan berdampak negatif terhadap jarak tempuh.
BACA JUGA:Perbedaan Zakat Fitrah dan Zakat Maal, Serta 13 Jenis Zakat yang Perlu Diketahui
2. Kondisi Jalan
Pada kondisi jalan yang lebih datar, motor listrik pada kendaraan tidak perlu bekerja terlalu keras sehingga meminimalkan penggunaan energi baterai listrik.
Sebaliknya, motor listrik akan bekerja lebih keras dalam kondisi jalan menanjak, sehingga membutuhkan daya listrik lebih besar.
Hal ini tentunya terjadi pada semua kendaraan, terlepas dari jenis tenaga penggeraknya.
Namun, bagi pengguna mobil EV, hal ini patut mendapat perhatian lebih, mengingat menghemat daya sangat penting karena masih terbatasnya SPKLU.
3. Rencanakan Perjalanan dengan Baik.
Salah satu pembeda utama mobil listrik dengan kendaraan konvensional adalah karakteristik pengisian sumber energi geraknya.
BACA JUGA:Mau Tahu Kapan Puncak Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran di Jambi? Ini Prediksi Ditlantas Polda Jambi
BACA JUGA:Harga Samsung Galaxy S23 Ultra Turun hingga Rp 1 Jutaan, Cek Disini Spesifikasinya
Jika mobil konvensional pengisian energi cukup melalui SPBU, khusus mobil EV pengisiannya melalui Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Tentunya memakan waktu yang lebih lama serta memiliki jumlah distribusi yang relatif lebih sedikit dibandingkan mobil konvensional.
Oleh karena itu, pemudik yang mengendarai EV perlu mengkalkulasi range tempuhnya serta lokasi tersedianya SPKLU di sepanjang perjalanan maupun kemampuan daya listrik di lokasi tujuan.