JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Telah berlangsung selama lebih dari satu tahun, pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens, masih menjadi sandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan menegaskan perlunya kesabaran dari semua pihak dalam penyelesaian kasus ini, mengingat risiko jatuhnya korban yang perlu dihindari.
Philip telah disandera sejak 7 Februari 2023, setelah pesawat yang dikemudikannya mendarat di Lapangan Terbang Paro, Nduga, Papua Pegunungan.
Pangdam mengatakan bahwa meskipun TNI memiliki kemampuan untuk membebaskan sandera dengan peralatan penunjang, namun pendekatan yang diutamakan adalah melalui negosiasi.
BACA JUGA:BNNP Jambi Ungkap Modus Baru Penyelundupan Sabu, Pakai Kuaci ?
BACA JUGA:HUT ke-7 SMSI, Menghadapi Badai Disrupsi dan Ancaman Perpres
Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya korban, baik di kalangan masyarakat maupun korban sandera itu sendiri.
"Situasi seperti ini memang membutuhkan waktu dan kesabaran dari semua pihak," kata Mayjen TNI Iazak Pangemanan.
Dia menambahkan, bahwa pihaknya sama sekali tidak ingin ada korban tambahan.
Meskipun demikian, Pangdam menyampaikan bahwa kondisi Philip hingga saat ini dalam keadaan baik-baik saja, sesuai dengan laporan yang diterima.
BACA JUGA:BKKBN Adakan Sosialisasi GDPK 5 Pilar Provinsi Jambi
Upaya Pembebasan Melalui Pendekatan Gereja
Menko Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto mengungkapkan bahwa upaya pembebasan Philip akan dilakukan melalui pendekatan gereja.
Dalam pertemuan dengan tokoh-tokoh Nduga, mereka menyatakan kesediaannya untuk membantu dalam upaya pembebasan.