Semasa hidupnya, St. Nicholas memberikan seluruh kekayaannya dengan melakukan perjalanan ke pedesaan membantu orang-orang yang sakit dan miskin.
Pemberiannya inilah yang kemudian dianggap sebagai hadiah bagi orang-orang sakit dan miskin yang telah dibantu oleh St. Nicholas.
Berkat kebaikannya itu, St. Nicholas sering dijadikan rujukan oleh orang banyak sebagai Santo Pelindung, khususnya bagi orang-orang yang membutuhkan.
BACA JUGA:6 Film Horor Cocok Ditonton untuk di Hari Natal dan Tahun Baru
BACA JUGA:3 Drama Korea Pilihan yang Akan Tayang Akhir Tahun 2023, Wajib Kalian Tonton!
Salah satu kisah St. Nicholas yang paling terkenal adalah saat ia menyelamatkan tiga saudara perempuan miskin dari penjualan budak atau prostitusi oleh ayah mereka, dengan memberi mereka mas kawin agar mereka bisa menikah.
St. Nicholas wafat pada 343 M, yang kemudian diabadikan sebagai Santo Pelindung. Beberapa abad setelahnya, legenda mengenai St. Nicholas pun terus berkembang hingga menjadi tokoh Sinterklas seperti yang diketahui khalayak ramai.
Pohon Natal
Pohon Natal juga hiasan Natal yang selalu ditampilkan dalam Natal, walaupun sebagian besar adalah pohon buatan, baik berbahan kayu maupun sering dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tidak digunakan/sampah.
Pohon Natal ini biasanya dilengkapi dengan lampu-lapmu hias untuk memberikan sinar/terang dan menambah keindahan, yang mengandung makna bahwa kelahiran Yesus memberikan terang bagi manusia yang hidup dalam gelap atau penuh dosa.
BACA JUGA:Bea Cukai Musnahkan Jutaan Pakaian Bekas, Minuman alkohol hingga Rokok Ilegal
Sinterklas dan Pohon Natal dalam Konteks Kehidupan Sehari-hari
Walaupun Sinterklas dan Pohon Natal merupakan hiasan Natal, namun, ada makna dan hikmah yang bisa dipetik dari keduanya.
Semangat berbagi dan membantu yang berangkat dari kepedulian untuk menolong yang miskin, yang lemah, yang rentan, dan yang sangat membutuhkan, serta memberikan hadiah kepada yang berprestasi merupakan hikmah dari sikap yang diteladankan oleh Sinterklas.
Kepedulian dan aksi membantu yang miskin dan papa yang ditunjukkan Sinterklas sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam kehidupan orang yang beragama Kristen, tetapi juga bagi semua agama dan segenap manusia, tanpa membedakan perbedaan latar belakang suku, ras, dan agama.