Untuk perempuan, kata UAH berada di urutan belakang.
Meskipun barisan akhir paling rendah tingkatannya bagi pria, tapi bukan berarti perempuan yang mengisi saf di belakang pria mendapatkan tingkatan yang rendah pula.
Hal ini diatur,untuk menghindari pria dan perempuan bercampur saat salat.
"Diambil jarak agar tidak terjadi pencampuran antara laki-laki dan perempuan," tegas UAH.
Kata dia, shaf lelaki yang terbaik adalah di depan, yang paling depan.
Dan urutan terendah di belakang. Sehingga, kata dia orang-orang laki-laki di shaf paling depan adalah yang diapresiasi oleh Nabi Muhammad SAW.
"Saf para lelaki itu yang terbaik adalah yang terdepan, dan yang terendahnya urutan belakang, jadi ini ada motivasi dari nabi SAW untuk mengejar posisi yang paling awal, siapa yang datang maju ke depan susun saf sampai rapih," ujar Adi Hidayat.
"Jadi orang yang dapat saf paling depan itu diunggulkan, diapresiasi oleh Nabi SAW," Sambung Adi Hidayat.
BACA JUGA:Pemimpin Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Diceramahi Pak Ndul Soal Khatib Perempuan, Ini Katanya...
Terkait memberikan jarak antara laki-laki dan perempuan, lanjut UAH, saat ini sejumlah masjid di Indonesia umumnya sudah memasang tirai agar tidak terjadi pencampuran antara saf wanita dan laki-laki.
Hal tersebut dianggap sangat penting, agar tidak menganggu kekhusyuan salat dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.*