“Spontan saja,” jawab Syekh Panji Gumilang, saat ditanya Dahlan Iskan saat itu.
Dalam kesempatan tersebut, lantas Syekh Panji Gumilang mulai bercerita, bagaimana pondok pesantren yang dipimpinnya itu bisa memiliki nama Al Zaytun.
Jadi pada tahun 1993 lalu, saat itu Syekh Panji Gumilang sedang dalam proses pengajuan izin pendirian pondok pesantren di Indramayu.
Waktu itu kisahnya, Syekh Panji Gumilang sedang berada di Gresik, Provinsi Jawa Timur. Tujuannya adalah untuk melaksanakan ziarah ke makam ayahnya di Desa Dukun.
Nah saat itu, Syekh Panji Gumilang menerima panggilan telepon. Datangnya dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Indramayu.
Kantor Kemenag Indramayu menelepon Syekh Panji Gumilang, lantaran pondok pesantren yang dia urus pengajuan izinnya itu, belum memili nama.
“Kok di surat permohonan belum mencantumkan nama pesantren,” ujar Syekh menirukan telepon yang ia terima,” tulis Dahlan Iskan.
Nah kebetulan, di saat yang bersamaan, Syekh Panji Gumilang saat itu Sedabf membaca Surat At Tin.
Awalnya, dia mengatakan ingin memberi nama pondok pesantrennya dengan nama At Tin.
Sayangnya keinginannya itu tidak diterima oleh Kemenag Indramayu.
Kenang Syekh Panji Gumilang, orang yang meneleponnya itu mengatakan, bahwa nama At Tin ternyata sudah dipakai oleh istri Presiden Soeharto, Ibu Tien.
Nama itu disematkan ibu negara kala itu untuk menamai masjid di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Saat itu, Syekh Panji Gumilang secara spontan saja menjawab. “Ya sudah, Zaytun saja,” jawab Syekh Panji kala itu.