JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Demo yang dilakukan puluhan siswa SMKN 1 Tanjab Barat menuntut Plt Kepala Sekolah Nurliah untuk mengundurkan diri berbuntut panjang. Empat hari usai demo tersebut, hingga kini belum ada kesepakatan antara siswa dan pihak Kepala Sekolah mengenai tuntutan yang mereka suarakan.
Dinas Pendidikan Provinsi Jambi juga sudah datang langsung ke SMKN 1 Tanjab Barat, namun solusi belum juga ditemukan. Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Bukri menyebutkan, bahwa Nurliah bisa saja dicopot dari jabatannya jika permasalahan ini tak kunjung selesai.
“Bisa saja diganti karena Plt, tapi semuanya nanti akan kami sampaikan dengan pak Kepala Dinas, keputusannya dengan pak Kepala Dinas,” katanya saat dikonfirmasi pada Jumat, 11 November 2022.
Bukri kemudian menjelaskan bahwa pihaknya bersama bidang GTK pada hari Rabu lalu sudah bertemu dengan pengawas dan pihak sekolah.
BACA JUGA:Atlet Andalan Kalsel: Energen Champion SAC Efektif untuk Cari Bibit Atletik
BACA JUGA:East Java Qualifiers Tuntas, Berikut Peserta yang Lolos ke National Championship
“Hasilnya memang warga sekolah sebagian tidak setuju lagi dengan kepala sekolah sekarang dengan berbagai alasan,” tambahnya.
Menindak lanjuti hal tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi Jambi pada Minggu depan akan kembali ke sekolah untuk mencarikan solusi atas permasalahan ini.
“Tindak lanjutnya hari Selasa depan Kabid SMK dan GTK akan ke sekolah lagi untuk mencari pemecahan masalahnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Siswa-siswi SMK Negeri 1 Tanjab Barat gelar demo menuntut agar Plt Kepala Sekolah turun dari jabatannya, Senin 7 November 2022.
BACA JUGA:Kagum dengan Antusiasme Peserta Energen Champion SAC Indonesia
BACA JUGA:Sasar Sekolah, PASI Jatim Apresiasi Energen Champion SAC Indonesia
Siswa-siswi itu juga menyampaikan 14 poin tuntutan lainnya, di halaman sekolah. Adapun poin tuntutan tersebut yakni, sekolah terlalu banyak aturan dengan kepeminpinan Plt Kepsek Nurliah, sehingga tidak adanya kenyamanan belajar.
Siswa juga empertanyakan dana ATK dan dana BOS, mereka menilai kepala sekolah terlalu arogan dengan siswa.
"Mana fungsi Satpam, kenapa helm dan motor siswa bisa hilang, kami ingin bisnis center dibuka kembali, terus kenapa baju seragam anak kelas 10 belum jadi, padahal uang pembayaran sudah lunas," kata siswa dalam orasinya.