JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Ternyata etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) tidak hanya terdapat di obat sirup sehingga menyebabkan kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia.
Namun etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) juga terkandung dalam liquid rokok elektrik.
Rokok liquid ini banyak digunakan oleh para perokok di Indonesia.
Nah, yang jadi pertanyaan apakah liquid rokok elektrik sebabkan gagal ginjal akut? Seperti layaknya yang terjadi pada kasus anak anak?
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Warga Temukan Granat di Paal Merah, Tim Gegana Polda Jambi Lakukan Evakuasi
Menurut ahli Toksikologi Shoim Hidayat bahwa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) tidak seperti kasus pada anak anak yang ada di obat sirup. Sehingga tidaklah seperti yang mungkin diduga orang.
Menurut Shoim Hidaya kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) pada rokok elektrik tidak dapat memicu gagal ginjal akut.
Menurut ahli Toksikologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga itu, cemaran EG dan DEG dalam obat sirup bisa muncul karena zat pelarut seperti propilen glikol dan gliserin.
Kedua zat pelarut tersebut juga bisa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan cairan untuk vape.
BACA JUGA:Kecelakaan di Bungo Truk Vs Toyota Avanza, 3 Orang Luka Berat
BACA JUGA:Catat, Ini Rincian Fase Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Terlihat di Indonesia
Meski begitu, kadar cemaran EG dan DEG rokok elektrik cenderung sangat rendah sehingga berdampak minim pada tubuh.
“Kadar cemaran tentunya sangat kecil, misalnya hanya 1 persen," kata Shoim Hidayat dalam keterangan persnya.
"Kalau propilen glikol digunakan untuk vape, kadar cemaran EG dan DEG biasanya sangat kecil. Sehingga, efek sampingnya tidak signifikan," sambungnya.
Ia menambahkan bahwa efek toksik cemaran etilen glikol dan dietilen glikol akan terjadi, jika dosis yang dikonsumsi dalam jumlah besar.
BACA JUGA:Data BPS, Pengangguran di Jambi Capai 86 Ribu Orang
BACA JUGA:Ini Tuntutan Aksi Demo Siswa SMK Negeri 1 Tanjab Barat
Kalau hanya sedikit sekali yang dikonsumsi, biasanya tidak akan muncul gejala,” ungkap Shoim.
Secara teori, kata dia, ada tiga tahapan toksisitas EG dan DEG pada tubuh.
Pada 12 jam pertama, efeknya adalah mabuk seperti orang yang mengonsumsi etanol atau minuman keras.
Pada 12 jam berikutnya, muncul masalah pada pernapasan dan jantung. Kalau tidak segera mendapatkan penanganan atau setelah 24 jam, efeknya akan merusak ginjal.
BACA JUGA:Kabar Duka, Ayah Pj Bupati Muaro Jambi Meninggal Dunia
BACA JUGA:Warga Kota Jambi Tangkap Seorang Pria berbaju ASN, Ternyata Pelaku Sodom di Toilet Masjid
“Kalau hanya dari vape yang jumlah cemarannya tidak seberapa, saya yakin risikonya rendah sekali."
"Kalau pun ada pencemaran paling tinggi 1 persen dan masuk ke dalam tubuh, tidak ada akan berefek,” imbuhnya.
Terkait dengan gangguan ginjal akut, sampai saat ini masih belum ada temuan kasus penyang disebabkan oleh konsumsi rokok elektrik atau vape.
"Kalau mau dikaitkan antara gagal ginjal akut dan vape, sekarang kasusnya ada atau tidak?
BACA JUGA:Bansos Tahap 4 Cair, Ini Cara Cek Melalui HP Lebih Gampang
BACA JUGA:Ini Daftar Harga Set Top Box Digital Mulai Dari yang Termurah
Harus dimulai dulu dari sana, apakah kasus gagal ginjal akut pada pengguna vape pernah ditemukan atau tidak?," tutupnya. (Moh Junaedi/Radarcirebon.com)
Artikel ini juga tayang di radarcirebon.com
Dengaj judul kandungan etilen glikol dan dietilen glikol di liquid rokok elektrik berbahayakah