JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, SAROLANGUN - Pondok Pesantren Nidaul Quran di Pimpinan Ustadz Sahlan Desa Tanjung Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolangun terbakar, pada Sabtu (11/12).
Kebakaran tersebut diduga akibat yang bersumber dari keterangan saksi-saksi oleh obat nyamuk bakar dari asrama Santri.
"Penyebab Kebakaran, dari keterangan saksi-saksi di tempat kejadian diduga akibat Obat nyamuk bakar dari asrama Santri," ungkap Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Sarolangun, Arsyad.
Dia menyebutkan, diperkirakan api berasal dari Obat Nyamuk Bakar karna PLN pada saat terjadinya kebakaran arus listrik sedang mati atau padam.
"Sekira pukul 11.30 pada saat para santri melaksanakan ujian tiba tiba ada kepulan asap di Asrama santri," ungkapnya.
Lanjutnya, pada saat itu juga pengurus Pondok Pesantren menghubungi dinas Pemadam Kebakaran dan meminta tolong kepada para warga Untuk memadamkan api.
"Api berhasil di padamkan 12.30 oleh Dinas kebakaran menggunakan 3 Unit Mobil Pemadam dan di bantu oleh warga setempat," katanya.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. Namun, tiga ruang kamar tidur santri dan satu ruangan guru habis terbakar. Kerugian diperkirakan sebesar Rp 250 juta.
"Berupa pakaian para santri, lemari pakaian dan kasurnya yang hangus terbakar," ucapnya.
Sementara itu, Pimpinan pondok ustadz Sahlan mengatakan, awal mula api dilihat oleh sang istri yang sedang melintas di area belakang asrama para santri.
"Para santri sedang ujian, saat kejadian pintu terkunci dan asap sudah ngepul susah untuk menerobos masuk," katanya.
Lanjutnya, api cepat menyambar dan membakar empat ruangan serta barang-barang dan perlengkapan para santri.
"Sumber dari ruang asrama santri. Diperkirakan obat nyamuk menyambar karus," jelasnya.
Sebelum pemadam kebakaran tiba di pondok, para warga sekitar dan para santri memadamkan api dengan peralatan seadanya. Mengunakan ember, tak lama kemudian tim pemadaman kebakaran datang.
"Santri dan para guru semua sedang dalam kegiatan ujian tidak ada korban jiwa," katanya.
Dia menyebutkan, kerugian ditaksir mencapai Rp 200 juta di luar pakaian anak-anak dan perlengkapan.
"Pakaian anak-anak cuma ada yang dibadan," tukasnya. (bam)