AWARDS
b9

442 Korban Jiwa di Sumut–Sumbar–Aceh: Publik Pertanyakan Alasan Pemerintah Belum Tetapkan Bencana Nasional

442 Korban Jiwa di Sumut–Sumbar–Aceh: Publik Pertanyakan Alasan Pemerintah Belum Tetapkan Bencana Nasional

Update status bencana Sumatra 2025-antara foto/iggoy-antarafoto

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID Jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh kembali meningkat.

Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total korban jiwa kini mencapai 442 orang, sementara 402 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

“Data sementara menunjukkan total 442 korban meninggal dan 402 orang belum ditemukan,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers di Pos Pendukung Nasional, Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Minggu (30/11).

Di tengah tingginya korban, perhatian nasional terus tertuju pada penanganan bencana di Sumatera. Presiden Prabowo Subianto turut meninjau posko penanganan banjir dan longsor di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (1/12).

BACA JUGA:Sempat Lumpuh Total, Elon Musk Gratiskan Starlink untuk Sumatra. Begini Caranya

Dalam kunjungannya, Prabowo menyampaikan rasa duka mendalam atas banyaknya korban jiwa.

“Saya turut berduka cita dengan keluarga yang kehilangan. Saya berdoa bapak ibu tegar. Kita semua satu keluarga besar, kita tidak akan membiarkan saudara-saudara sendiri memikul beban,” ujarnya kepada para pengungsi.

Di hadapan warga, Prabowo juga menyinggung pentingnya pengelolaan kekayaan negara agar benar-benar digunakan untuk kemakmuran rakyat.

Ia bahkan bertanya apakah masyarakat mendukung langkah pemerintah memberantas korupsi.

BACA JUGA:Bantuan Kemanusiaan dari Polda Jambi Tiba di Sumbar

“Supaya tidak ada kebocoran, tidak ada maling-maling yang mencuri uang rakyat. Kalian suka enggak kalau saya sikat maling-maling semua itu?” tanya Prabowo.

Pertanyaan itu langsung disambut sorakan warga. “Hidup Prabowo!” jawab para pengungsi serempak.

Di tengah tingginya jumlah korban, publik mempertanyakan sikap pemerintah yang hingga kini belum menetapkan bencana tersebut sebagai bencana nasional.

Menanggapi hal itu, Suharyanto menegaskan bahwa banjir dan longsor di tiga provinsi tersebut masih berada dalam kategori bencana daerah tingkat provinsi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: