Fasha: Cepat Kabari Kami

Fasha: Cepat Kabari Kami

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI – Wali Kota Jambi, Syarif Fasha angkat bicara terkait jenazah pasien covid-19 yang telantar baru-baru ini. Ia mengatakan, tim pemulasaran jenazah Covid-19 sudah dibentuk semua rumah sakit yang ada di Kota Jambi.

Tugas mereka, hanya tinggal melakukan pemakaman, sepanjang ada pemberitahuan dan koordinasi ke Satgas Kota Jambi bahwa ada yang mau dimakamkan.

“Kalau ada yang mau dimakamkan karena meninggal dunia akibat Covid-19, jika diberi tahu, maka tim pemakaman Satgas Kota Jambi akan stand by di pemakaman,” kata Fasha, kemarin (22/8).

Lanjutnya, lobang pemakaman untuk jenazah Covid-19 sebenarnya sudah disiapkan. Tinggal melakukan proses memasukan jenazah ke liang lahat. “Tapi kalau tidak ada pemberitahuan, kita tidak tahu masalah itu,” ungkapnya.

Dia mengaku sudah mempertanyakan langsung pada tim pemakaman Covid-19 Kota Jambi. Ternyata memang tim pemakaman tidak dapat kabar dari pihak RS Raden Mattaher.

“Kalau ada jawaban dari Direktur RS Raden Mattaher bahwa tim forensik sudah menghubungi tim pemulasaran Kota Jambi. Tolong sebutkan siapa yang dihubungi,” jelas Fasha.

“Karena yang bertanggung jawab hanya dua di sana, yakni dr Fahrurozi dan ibu Endang. Di luar itu tidak bertangggung jawab. Saya tidak tahu miss komunikasi atau bagaimana, tapi itu yang kami dapatkan jawaban dari tim pemakaman Kota Jambi,” tambahnya.

Lanjut Fasha, untuk tidak terjadi hal yang serupa dirinya meningatkan pada rumah sakit dan masyarat yang keluarganya meninggal karena Covid-19 untuk dapat menghubungi tim Satgas Kota Jambi.

“Saya sudah ingatkan kepada rumah sakit yang melakukan pemulasaran. Tolong kalau ada pasien Covid-19 meninggal, cepat kami dikabari. Walaupun pemulasaran sudah di rumah sakit. Jadi kita mempersiapkan tim untuk pemakaman, memasukan ke liang lahat. Kita sudah memakamkan lebih dari 300 jenazah  Covid-19 di Kota Jambi ini, tidak mungkin 1 jenazah tidak kita makamkan,” pungkasnya.

Senada juga dikatakan Wakil Wali Kota Jambi, Maulana. Kata dia, karena kurangnya koordinasi menyebabkan salah satu jenazah warga yang meninggal positif Covid-19 terlantar di Pemakaman Bumi Langgeng, belum lama ini.

“Petugas Pemulasaran Jenazah Pasien Covid-19 Kota Jambi fokus di Pemakaman Pusara Agung. Biasanya, yang akan dimakamkan di Bumi Langgeng ada koordinasi antara keluarga, rumah sakit dan tim kita," beber Maulana.

Sehingga memang, Maulana berharap, koordinasi yang dimaksud dapat ditingkatkan agar tak merugikan masyarakat. "Semoga ini jadi pengalaman terakhir," tukasnya.

Terpisah, Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto mengatakan, menurutnya tidak perlu saling melempar kesalahan, seharusnya pemerintah dapat mengakui kesalahan, karena tidak terjadinya komunikasi yang baik.

"Siapa yang salah minta maaf, ini terjadi miss komunikasi, datangi keluarga almarhum. Harapan saya seperti itu, karena tidak bisa ego. Tidak ada yang jagoan dan hebat. Semua punya tugas dan kewajiban," singkatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: