Makjleb! Giring Ganesha Disebut Pengamat Limbah Demokrasi karena Belum Matang Berpolitik

Makjleb! Giring Ganesha Disebut Pengamat Limbah Demokrasi karena Belum Matang Berpolitik

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha belum matang dalam berpolitik. Karenanya, Giring disebut pengamat politik dari Universitas Pamulang, Fatur Rahman Fadil limbah demokrasi, apabila demokrasi dianggap sebagai mesin produksi.

BACA JUGA : Jangan Sentuh Anak Presiden! Noel Aktivis ‘98: Enggak Mendidik

Sebelumnya Giring dengan lantang menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di hadapan Presiden Jokowi. "Menjadi politisi itu bukan sesuatu yang sembarang masuk. Dunia yang tidak dimasukkan oleh sembarangan orang" kata Fatur Rahman dalam sebuah diskusi daring di kanal YouTube Nur Iswan Chanel dikutip, Minggu (16/1).

Menurutnya dunia politik itu dunia yang seharusnya dimasukkan oleh orang-orang khusus. Tidak cukup seperti Giring yang terkenal menjadi artis lalu kemudian masuk dalam politik praktis.

"Dunia politik itu menurut saya adalah dari orang yang dari muda dia beraktivitas organisasi, memiliki pengetahuan tentang isu-isu publik," katanya.

Dia mengatakan orang yang terjun ke dunia politik, harus punya pengetahuan tentang sejarah bangsa, budaya, tentang ideologi, negaranya, dan tentang pandangan. Untuk menjadi politisi itu harus tampil sebagai sosok yang matang.

Menurut Fatur, kritik bukan berarti dilakukan dengan cara membabi buta seperti yang dilakukan Giring. "Yang seperti itu tidak pantas masuk di dalam dunia politik" ujar Fathur. 

Dia berujar demokrasi ibarat sebuah mesin produksi. Setiap mesin produksi akan ada limbahnya yang dibuang. Menurut Fathur, jika demokrasi adalah mesin produksi, Giring Ganesha adalah limbahnya.

"Demokrasi kalau kita persepsi sebagai mesin politik, maka kita harus menyadari munculnya orang semacam Giring itu merupakan limbah dari Demokrasi," ujarnya.

Sebagai limbah, Fathur menyarankan agar setiap ocehan Giring tidak perlu ditanggapi karena akan buang waktu dan energi. "Saya melihat dia limbah dari Demokrasi, karena itu tidak boleh digubris," pungkasnya.(radartegal.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: