ASEAN Dilanda Perpecahan, Bapak Ini Pemicunya

ASEAN Dilanda Perpecahan, Bapak Ini Pemicunya

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Perbedaan yang belum terselesaikan di antara negara-negara ASEAN tentang pelibatan junta militer Myanmar menyebabkan perpecahan di dalam organisasi negara-negara Asia Tenggara itu.

Keberpihakan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen kepada Myanmar yang bertentangan dengan sikap sebagian besar anggota lainnya jadi pemicunya.

BACA JUGA : Bayi dengan Ari-ari Menempel Tergeletak di Tas Plastik, Warga Geger

Tahun lalu, ASEAN di bawah keketuaan Brunei Darussalam melakukan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan tidak mengikutsertakan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing dalam KTT-nya.

Langkah itu diambil terhadap junta Myanmar karena kudeta militer di negara itu dan penggunaan kekuatan mematikan terhadap kalangan pengunjuk rasa.

BACA JUGA : Alasan Presiden Memilih 'Nusantara' untuk Nama Ibu Kota Negara Baru

Menurut Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia Abdul Kadir Jailani, masalah pelik tentang kehadiran Myanmar dalam pertemuan-pertemuan ASEAN masih belum terselesaikan.

"Harus diakui bahwa masih diperlukan waktu untuk menyatukan pandangan," kata Kadir kepada wartawan.

Namun, ia mengatakan keputusan Kamboja sebagai ketua ASEAN tahun ini untuk menunda pertemuan pembukaan dapat dimengerti, mengingat ancaman virus corona varian Omicron.

Kamboja beralasan bahwa kesulitan untuk melakukan perjalanan telah menjadi penghalang kehadiran beberapa menlu ASEAN, sehingga pertemuan harus ditunda.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja Kuy Kuong menolak menjelaskan mengapa para menteri tidak bisa hadir.

Keputusan penundaan pertemuan ASEAN itu muncul beberapa hari setelah Perdana Menteri Kamboja Hun Sen melakukan kunjungan ke Myanmar untuk bertemu Min Aung Hlaing.

Kunjungan Hun Sen tersebut memicu kekhawatiran di dalam dan di luar ASEAN bahwa lawatan itu dapat dinilai sebagai legitimasi terhadap junta.

Min Aung Hlaing, yang dikecualikan dari pertemuan para pemimpin ASEAN tahun lalu, kemudian berterima kasih kepada Hun Sen karena "berpihak kepada Myanmar".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: