Ribut di Kelas, 16 Siswa SD Dihukum Gurunya Makan Sampah

Ribut di Kelas, 16 Siswa SD Dihukum Gurunya Makan Sampah

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, BUTON - 16 siswa SD kelas tiga di Buton, Sulawesi Tenggara (Sulteng) dihukum gurunya gara-gara ribut saat jam pelajaran di kelasnya, Jumat (21/1) lalu. Ironisnya, mereka dihukum oknum gurunya itu dengan memakan sampah.

Keluarga dari salah seorang murid yang dihukum, Prischa Leda menyesalkan tindakan yang dilakukan oknum guru berinisial MW itu. Dia menceritakan kronologi peristiwa yang terjadi di SDN 50 Buton itu.

Menurutnya, kejadian yang tak mendidik itu berawal saat belasan murid tersebut akan memberikan kejutan ulang tahun kepada wali kelasnya. Namun, MW yang mengajar di kelas empat merasa terganggu dengan suara ribut dari murid-murid kelas tiga.

MW lalu menegur belasan murid tersebut. Teguran itu diindahkan walau hanya sesaat.

"Namanya juga anak-anak, apalagi mau kasih kejutan gurunya. Tidak lama mereka kembali ribut," kata Prischa kepada JPNN.com melalui sambungan telepon, Rabu (26/1).

Tak lama kemudian, MW kembali masuk ke kelas tiga dan menutup pintu serta memanggil seorang murid untuk mengambil bungkusan bekas di tempat sampah.

"Langsung disuap siswa itu. Begitu juga siswa yang lain disuruh berdiri semua dan disuapkan sampah. Hanya satu orang yang tidak, karena saat itu dia sedang makan nasi di kelas," beber Prischa.

Akibat hukuman itu, Prischa menyebutkan DS, inisial salah satu murid yang dihukum memakan sampah, mengalami bentol-bentol di wajahnya dan trauma. Atas peristiwa itu, keluarga DS merasa keberatan dan membuat laporan polisi di Polres Buton.

Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Buton AKP Aslim membenarkan pihaknya telah menerima laporan itu dan telah meminta keterangan dari DS maupun bapaknya.

"Kami akan lakukan dulu pendalaman terhadap kasus itu untuk menentukan tindak pidana apa yang akan dikenakan kepada pelaku," ucap Aslim.

Pihak sekolah kabarnya sudah mengupayakan mediasi dengan memanggil para orang tua murid dan mempertemukannya dengan guru MW. Namun, mediasi masih buntu, karena beberapa orang tua tidak terima anaknya diperlakukan tak manusiawi oleh oknum guru tersebut. (mcr6/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: