Muslim Uighur Masuk Tim Olimpiade China, Kok Banyak yang Sewot?

Muslim Uighur Masuk Tim Olimpiade China, Kok Banyak yang Sewot?

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sebanyak enam atlet China yang berlaga di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 berasal dari Daerah Otonomi Xinjiang yang penduduknya mayoritas berlatar belakang etnis minoritas Muslim Uighur.

Keenam atlet itu adalah Ahenaer Adake dan Tian Ruining yang akan turun di cabang olahraga seluncur cepat, Dinigeer Yilamujiang (ski cross country), Hadesi Badelihan, Bayani Jialin, dan Wang Ziyang (ketiganya atlet seluncur salju), sebut media China yang dipantau ANTARA Beijing, Senin.

Jika dilihat dari namanya, empat dari enam atlet yang berasal dari wilayah setingkat provinsi di barat laut China itu beretnis minoritas Muslim Uighur, yakni Ahenaer, Dinigeer, Hadesi, dan Bayani.

Tian, Dinigeer, dan Bayani malah berlatih di Xinjiang.

Ahanaer yang berusia 20 tahun menduduki peringkat ke-17 pada nomor seluncur cepat 3.000 meter putri yang diperlombakan pada Sabtu (5/2).

Meskipun tidak berhasil naik podium di debut Olimpiade-nya, dia meraih sambutan hangat dari warganet China.

Dinigeer dan Bayani, sama-sama berasal dari Kota Altay, Xinjiang, yang konon adalah tempat kelahiran olahraga ski.

Prestasi terbaiknya di ajang yang digelar Federasi Ski Internasional (FIS) pada 2019 tercatat dalam sejarah tim China. 

Dinigeer mendapatkan kesempatan membawa obor terakhir pada pembukaan Olimpiade Beijing 2022 di Stadion Nasional pada Jumat (4/2) yang disaksikan secara langsung oleh Presiden China Xi Jinping, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach, dan sejumlah kepala negara atau kepala pemerintahan lainnya. 

Gadis Uighur berusia 20 tahun itu dipilih sebagai pembawa obor utama atas pertimbangan latar belakang sejarahnya, demikian juru bicara Olimpiade Beijing 2022 Zhao Weidong kepada pers, Minggu (6/2).

Namun penunjukan Denigeer tersebut menimbulkan kritikan dari luar China karena dianggap memolitisasi suku Uighur dalam Olimpiade yang diwarnai boikot diplomatik atas dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang.

Juru bicara IOC Mark Adams menjawab kritikan itu dengan, "Dia di sini sebagai atlet yang berkompetisi. Seperti yang Anda ketahui dari Piagam Olimpiade, kami tidak boleh mendiskriminasikan orang atas dasar dari mana mereka berasal dan apa latar belakangnya."

Meskipun Xinjiang dicatat dunia sebagai salah satu tempat asal-usul ski, tim nasional China hanya memiliki segelintir atlet dari daerah itu.

Dua altet ski cepat dari Xinjiang pernah berlaga di Calgary Kanada 1988, Albertville Prancis 1992, dan Lillehammer Norwegia 1994.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: