Kacau! Gegara Tolak Jalan Desa Dilintasi Angkutan Batu Bara, Perusahaan Laporkan Warga Muaro Jambi

Kacau! Gegara Tolak Jalan Desa Dilintasi Angkutan Batu Bara, Perusahaan Laporkan Warga Muaro Jambi

Warga mendatangi Polres Muaro Jambi, untuk memberi dukungan pada rekannya yang dilaporkan oleh perusahaan tambang batu bara.-ist/jambi-independent.co.id-

MUARO JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Belasan orang warga dari RT 01 Dusun Tambak Agung, Desa Tanjung Pauh KM 36, Kecamatan Mestong, Kabupaten MUARO JAMBI, mendatangi Polres MUARO JAMBI, hari Kamis tanggal 4 Juli 2025.

Mereka mendatangi Polres Muaro Jambi untuk memberikan dukungan moral atas warga desa mereka yang dilaporkan oleh pihak perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di desa mereka.

Informasi yang dihimpun, warga menolak adanya aktivitas angkutan batu bara yang melintasi RT 01 Dusun Tambak Agung,  Desa Tanjung Pauh.  

Warga menolak karena mereka tidak mau ada dampak buruk di kemudian hari, baik itu kesehatan dan keselamatan warga hingga berefek ke rumah warga.

BACA JUGA:Batu Bara vs Budaya: Candi Muarojambi dalam Pusaran Kepentingan Ekonomi dan Pelestarian Warisan

Kepala Dusun Tambak Agung, Taryuni ketika dikonfirmasi membenarkan jika banyak warga yang dilaporkan oleh PT Japa Barata Coal (JBC) yang bergerak di bidang batu bara. 

Menurut dia, persoalan ini bermula saat pihak perusahaan memperbaiki jalan desa yang berada di depan rumah warga.  

Namun saat itu warga tidak mengetahui jalan itu merupakan jalan batu bara. Setahu warga, perbaikan jalan itu adalah program dari pemerintah desa, bukan dari pihak perusahaan. 

Setelah jalan selesai diperbaiki, barulah ada pertemuan dari pihak perusahaan yang dimotori oleh kepala desa.

BACA JUGA:Kagum dengan Candi Muaro Jambi, Irjen Krisno: Masyarakat Jambi Harus Bangga Jadi Orang Jambi

Mengetahui hal itu, warga langsung kaget, sebab mereka tidak mengetahui jalan itu diperbaiki untuk lalu lalang angkutan batu bara. 

"Dari pertemuan itu, kami langsung menolak.  Kami tidak setuju jika jalan di depan rumah kami dijadikan jalan batubara oleh PT JBC," kata Taryuni. 

Setelah menolak, pihak perusahaan kembali melakukan pertemuan dan memanggil warga yang terdampak.  Namun dalam pertemuan tersebut warga tetap menolak jika ruas jalan mereka dijadikan tempat lalu lintas angkutan batu bara.

Namun seiring waktu berjalan, ternyata ada pertemuan lain yang tidak dihadiri oleh warga yang terdampak. Dalam pertemuan itu warga yang hadir sepakat jika ruas jalan itu dijadikan jalan batu bara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: