Waspada! Bayi Bisa Alami Penyakit Kuning karena Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Neonatologi

Waspada! Bayi Bisa Alami Penyakit Kuning karena Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Neonatologi

Ilustrasi bayi baru lahir-freefik-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pakar neonatologi dr. Rosalina Dewi Roeslani, Sp.A(K) mengungkapkan bahwa bayi baru lahir bisa mengalami kondisi kuning atau jaundice akibat dehidrasi, yang kerap terjadi karena asupan ASI belum optimal di hari-hari awal kehidupan.

“Biasanya, produksi ASI baru keluar maksimal saat bayi memasuki usia 3 hingga 5 hari. Di rentang waktu itulah, bayi bisa mengalami dehidrasi dan ini menjadi salah satu pemicu munculnya gejala kuning,” terang dr. Rosalina dalam sebuah webinar yang dipantau dari Jakarta, Senin.

Dehidrasi tersebut menyebabkan bilirubin  pigmen kuning dalam darah  tidak mampu dibuang melalui feses dan urin sebagaimana mestinya. Akibatnya, zat ini kembali diserap tubuh dan menumpuk, memicu gejala kuning pada bayi.

Fenomena yang dikenal dengan istilah breastfeeding jaundice ini bukan berarti pemberian ASI harus dihentikan. Justru, semakin sering bayi diberikan ASI, semakin besar peluang tubuhnya membuang bilirubin melalui tinja dan urin.

BACA JUGA:Bikin Kaget! Ini yang Terjadi pada Otak Jika Menulis Terlalu Bergantung Menggunkan AI

BACA JUGA:Bupati Muaro Jambi Gandeng Universitas Jambi! Teken MoU untuk Ubah Wajah Pembangunan Daerah

“Semakin banyak asupan cairan yang masuk, bilirubin bisa lebih mudah keluar lewat kotoran maupun air seni,” jelasnya.

Selain itu, dr. Rosalina juga menyebutkan bahwa penyakit kuning bisa muncul pada bayi usia lebih dari satu minggu. Meskipun mekanismenya belum dipahami sepenuhnya, ada dugaan bahwa ASI yang dipengaruhi ketidakseimbangan hormon ibu — khususnya estrogen dan progesteron — berperan menghambat proses pemecahan bilirubin oleh hati bayi.

Jika kadar bilirubin melebihi ambang normal, terapi lanjutan perlu segera dilakukan sesuai dengan petunjuk medis. Dokter Rosalina juga mengingatkan pentingnya kecukupan gizi bagi ibu menyusui agar nutrisi yang masuk ke tubuh bayi melalui ASI tetap optimal.

Secara medis, penyakit kuning atau hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir adalah kondisi meningkatnya kadar pigmen kuning dalam darah. Risiko ini meningkat terutama pada bayi prematur.

BACA JUGA:Petani Bergairah Lagi! Harga Pinang di Tanjab Timur Naik

BACA JUGA:Melaju Kencang, Pebalap Binaan Astra Honda Kibarkan Merah Putih di Thailand dan Italia

Tak hanya berdampak ringan, kadar bilirubin tinggi yang tak tertangani bisa menembus sawar otak dan mengakibatkan gangguan neurologis serius yang bersifat permanen.

“Jika bilirubin sudah menembus otak, kerusakan yang terjadi bisa berlangsung seumur hidup,” tegas dr. Rosalina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: