Apa Itu Biopsi Kanker Payudara? Ini Manfaat, Prosedur, dan Jenis-Jenisnya

Apa Itu Biopsi Kanker Payudara? Ini Manfaat, Prosedur, dan Jenis-Jenisnya

Ilustrasi orang terkena kanker payudara-freefik-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID  – Prosedur biopsi sering kali menimbulkan ketakutan bagi pasien, namun bagi Dr. dr. Farida Briani Sobri, SpB(K)Onk, spesialis bedah onkologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), justru tindakan inilah yang menjadi fondasi penting untuk pengobatan kanker payudara yang lebih tepat sasaran dan individual.

biopsi bukan hanya untuk mencari tahu keberadaan kanker, tapi juga menentukan pendekatan pengobatan paling sesuai untuk setiap pasien. Dari hasil biopsi, kita bisa melihat sifat ganas sel serta karakter biologis kankernya,” jelas dr. Farida dalam siaran pers yang diterima.

Melalui biopsi, dokter dapat menganalisis penanda tumor seperti ER, PR, HER2, dan KI67. Dari data ini, dapat diidentifikasi jenis kanker payudara apakah termasuk luminal A, luminal B, HER2-positive, atau triple-negative breast cancer (TNBC). Klasifikasi tersebut menjadi kunci dalam menentukan terapi yang paling efektif.

Dr. Farida mengingatkan bahwa tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Faktanya, hanya sekitar 10 persen dari seluruh kelainan payudara yang bersifat ganas. Karena itu, penting untuk tetap tenang namun waspada, dan segera berkonsultasi ke tenaga medis saat ditemukan perubahan pada payudara.

BACA JUGA:Wajib Disimak, Ini 3 Shio yang Diramal Dapat Kesulitan dan Tantangan Hari Ini Tanggal 12 Juni 2025

BACA JUGA:Resmikan Sentra Layanan Prioritas di Cirebon, Kini BRI Miliki 43 Lokasi Layanan Premium

“Jangan buru-buru menyimpulkan sendiri. Penting untuk tetap kritis, tetapi jangan panik. Evaluasi medis yang tepat akan memberikan kepastian dan menghindarkan dari kekhawatiran berlebih,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam beberapa kasus, biopsi ulang atau rebiopsi perlu dilakukan, terutama bila kondisi pasien berubah atau terapi yang dijalankan tidak menunjukkan hasil seperti yang diharapkan.

“Rebiopsi membantu memastikan apakah sifat kanker masih sama atau sudah mengalami perubahan. Ini sangat penting untuk menyesuaikan kembali strategi pengobatan,” tambahnya.

Dengan kemajuan teknologi medis, biopsi kini jauh lebih nyaman dilakukan. Sebagian besar prosedur dapat dilakukan tanpa perlu pembedahan terbuka, melainkan cukup menggunakan jarum halus dengan bantuan pencitraan seperti USG, mamografi, atau MRI. Bahkan dari segi biaya, biopsi kini jauh lebih efisien—hanya seperempat hingga setengah dari biaya operasi konvensional.

BACA JUGA:Simak! Ini Pengertian Dana Tugas Pembantuan yang Dikorupsi Kepala Dinas Tebo dan 2 Tersangka Lainnya

BACA JUGA:Gak Main-main! Presiden Prabowo Cabut Izin 4 Perusahaan Tambang di Raja Ampat, Ini Daftarnya

Menurut data dari National Breast Cancer Foundation, ada empat jenis biopsi kanker payudara yang umum dilakukan, yaitu fine-needle aspiration, core-needle biopsy, surgical biopsy, dan skin punch biopsy. Pemilihan metode disesuaikan dengan kondisi pasien, termasuk usia, lokasi dan ukuran benjolan, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Pendiri Yayasan Smart Pink Indonesia itu menekankan bahwa sebagian besar benjolan payudara bukanlah tanda kanker. Riset dari Breast Cancer Research Foundation mencatat hanya 3–6 persen benjolan yang ternyata ganas, sementara menurut Stony Brook Cancer Center, 80 persen benjolan yang diperiksa melalui biopsi terbukti tidak berbahaya.

Farida menegaskan bahwa pasien perlu memahami jenis-jenis kanker payudara, subtipenya, serta berbagai pilihan pengobatan yang tersedia. Pengetahuan ini akan membuat pasien merasa lebih siap secara mental, lebih percaya diri, dan dapat berpartisipasi aktif dalam proses penyembuhan.

“Biopsi bukan momok yang menakutkan, justru langkah cerdas untuk mengenali dan mengendalikan penyakit sejak awal,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: