Filosofi Tentang Stoikisme, Yaitu Cara Frustrasi Mengubah Ketangguhan Mental

Filosofi Tentang Stoikisme, Yaitu Cara Frustrasi Mengubah Ketangguhan Mental

Stoikisme dalam mempengaruhi kesehatan mental--

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Frustrasi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan yang sering kali tak bisa dihindari. Apakah disebabkan oleh kegagalan, kehilangan, atau tekanan yang datang dari berbagai sisi, jika tidak dikelola dengan bijak, Frustrasi dapat mengganggu kesehatan mental kita.

Namun, Stoikisme filsafat yang diperkenalkan oleh Zeno dari Citium menawarkan alat yang ampuh untuk mengubah frustrasi menjadi ketangguhan mental. Dengan fokus pada pengendalian diri dan kebijaksanaan, Stoikisme mengajarkan kita untuk menghadapi tantangan hidup dengan kepala tegak dan sikap yang positif.

Inti dari Stoikisme adalah pengendalian pikiran dan emosi kita dalam menghadapi kesulitan. Prinsip utama dari filosofi ini adalah menyadari bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri kita, bukan dari pengaruh eksternal. Frustrasi sebagai Peluang untuk Berkembang

Dalam pandangan Stoik, frustrasi bukanlah sesuatu yang harus dihindari; sebaliknya, ia adalah peluang untuk melatih ketangguhan kita. Filosofi ini menekankan pentingnya mengendalikan reaksi kita terhadap situasi, daripada terjebak dalam situasi itu sendiri.

BACA JUGA:Mulai 1 Januari 2025 Netflix dan Spotify Akan Dikenakan Tarif PPN 12 Persen Oleh Dirjen Pajak

BACA JUGA:Review Film Thriller Netflix Bertajuk Carry On Yang Disutradarai Oleh Jaume Collet-Serra

Beberapa prinsip Stoik yang dapat membantu kita mengelola rasa frustrasi yaitu:

- Amor Fati (Mencintai Takdir): Terimalah setiap peristiwa sebagai bagian dari perjalanan hidup yang harus ditempuh.

- Logika di Atas Emosi: Saat frustrasi melanda, gunakan logika untuk menganalisis situasi, daripada membiarkan emosi menguasai pikiran.

- Lihat Frustrasi sebagai Latihan Mental: Setiap rasa frustrasi hadir sebagai kesempatan untuk memperkuat daya tahan mental kita.

Di tengah tekanan dan kompetisi yang kian meningkat, Stoikisme menjadi pedoman yang membantu kita merubah frustrasi menjadi kekuatan:

- Tekanan di Tempat Kerja: Mengajarkan untuk fokus pada tugas-tugas yang dapat kita kendalikan, bukan pada intrik kantor atau keputusan atasan yang tidak konstruktif.

- Kegagalan dalam Karier: Dalam pandangan Stoik, kegagalan dipandang sebagai pengalaman belajar yang berharga, bukan sebagai akhir dari segalanya.

- Hubungan Sosial: Stoikisme membantu kita menyesuaikan harapan dan menerima kenyataan bahwa kita tidak bisa mengubah orang lain, melainkan hanya mampu mengubah cara kita merespons mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: