Fenomena Badai Matahari Terkuat: Dampak dan Penjelasan Ilmiah

Fenomena Badai Matahari Terkuat: Dampak dan Penjelasan Ilmiah

perpaduan cahaya 171 Angstrom dan 131 Angstrom, yang merupakan bagian dari cahaya ultraviolet yang ekstrim--Instagram NASA

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Awal Oktober 2024 menandai kemunculan badai Matahari yang disebut-sebut sebagai yang terkuat dalam beberapa tahun terakhir, bahkan melebihi kekuatan yang tercatat pada tahun 2017.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melaporkan bahwa pada Kamis 3 Oktober 2024, Matahari melepaskan semburan sinar X9.05—salah satu letusan paling intens yang dapat dihasilkan Matahari.

Kategori "X" menandakan intensitas tertinggi dalam skala letusan matahari, sedangkan angka menunjukkan kekuatan spesifiknya.

Puncak ledakan terjadi pada pukul 08.18 ET atau 19.18 WIB, dengan radiasi tinggi yang langsung memancar ke luar angkasa.

Menurut laporan dari Space, badai matahari kali ini memecahkan rekor sebagai yang terkuat dalam siklus Matahari saat ini, dan menjadi yang terbesar selama tujuh tahun terakhir.

BACA JUGA:Penghapusan Tenaga Honorer pada 2025 dan Skema Baru Kepegawaian

BACA JUGA:Perubahan Status Tenaga Honorer Menjadi PPPK di Tahun 2024: Hak, Kewajiban, dan Proses Seleksi

Fenomena ini mengakibatkan gangguan komunikasi radio gelombang pendek di beberapa wilayah, khususnya di Afrika dan Eropa yang berada di sisi Bumi yang terkena semburan.

 - Sumber Badai dan Dampak Aurora

Badai matahari tersebut berasal dari kelompok bintik matahari bernama AR3842, yang sebelumnya juga menyebabkan semburan sinar X7.1 pada 1 Oktober 2024.

Selain itu, letusan ini juga diikuti dengan lontaran massa korona (CME), yaitu awan plasma yang dilepaskan dari Matahari dan sedang meluncur menuju Bumi.

CME diprediksi akan mencapai Bumi antara 3 hingga 5 Oktober 2024. Ketika partikel-partikel bermuatan dari CME bertabrakan dengan medan magnet Bumi, interaksi tersebut dapat memicu badai geomagnetik, yang sering menghasilkan fenomena aurora.

Cahaya aurora ini dikenal sebagai aurora borealis di belahan Bumi utara dan aurora australis di belahan selatan.

BACA JUGA:Penyebab dan Cara Mencegah Kolesterol Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: