Prinsip Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan Kepemimpinan Modern
M.Prayoga Irawan dan Dimas Satrio Widagdo-Ist/jambi-independent.co.id-
Organisasi yang efektif saat ini lebih memilih model kepemimpinan yang inklusif dan partisipatif, di mana pemimpin terlibat secara langsung dalam proses dan interaksi dengan timnya. Ini sangat sesuai dengan prinsip Ing madya mangun karsa yang menekankan peran pemimpin untuk berada di tengah-tengah mereka yang dipimpin, membangun semangat dan mendorong kerja sama.
Di dunia kerja saat ini, seorang manajer yang otoriter mungkin tidak akan berhasil, karena karyawan modern menginginkan pemimpin yang dapat mendengar aspirasi mereka, memahami situasi di lapangan, dan memberikan ruang untuk partisipasi dalam pengambilan keputusan. Pemimpin yang terlibat aktif dengan bawahannya akan lebih mampu membangun motivasi dan rasa memiliki dalam tim, sehingga kinerja secara keseluruhan meningkat.
Kepemimpinan yang Mendorong Kemandirian–Tut wuri handayani
Prinsip Tut wuri handayani semakin relevan di era digital dan inovasi ini, di mana kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan. Pemimpin tidak lagi bisa terus-menerus mengawasi setiap tindakan bawahan, melainkan harus mampu menciptakan lingkungan yang memungkinkan orang lain untuk tumbuh dan berinovasi. Di arus globalisasi ini, pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu mendorong pengikutnya untuk mengambil inisiatif, belajar dari kesalahan, dan terus beradaptasi.
"Pemimpin yang hebat tidak menghasilkan pengikut, tetapi melahirkan lebih banyak pemimpin." – John C. Maxwell
Dalam perusahaan teknologi, misalnya, inovasi kerap datang dari inisiatif individu atau tim kecil yang diberi kebebasan untuk mengeksplorasi ide-ide baru. Pemimpin yang hanya memberikan arahan tanpa memberi ruang untuk eksperimen mungkin akan tertinggal dalam era kompetisi global ini. Lantas, kemampuan untuk memberi dorongan dari belakang dan membiarkan bawahan mengambil alih tanggung jawab merupakan kunci dalam kepemimpinan modern.
Dalam setiap zaman, nilai-nilai kepemimpinan sejati selalu didasari oleh kemanusiaan dan integritas.
Prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara dapat menjadi fondasi yang kuat bagi pemimpin modern yang ingin menyeimbangkan antara nilai-nilai tradisional dan tantangan kontemporer.
Integritas, partisipasi, dan dorongan kemandirian adalah elemen-elemen yang tetap relevan dan semakin penting dalam dunia yang terus berubah ini. Dengan menerapkan prinsip Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani, pemimpin masa kini dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, inovatif, dan produktif, sekaligus menghadapi tantangan zaman dengan lebih baik.
Dalam era modern ini, pemimpin yang mampu menerapkan nilai-nilai ini akan menjadi pemimpin yang dihormati, diikuti, dan mampu membawa perubahan.
Referensi
Ariyanti, N., & Himsyah, U. Z. A. (2021). Pembentukan Karakter Kepemimpinan Profetik
Berbasis Trilogi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara melalui Kegiatan Kepramukaan.
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Ilmiah, 6(1), 27–40.
https://doi.org/10.55187/tarjpi.v6i1.4348
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: