Ekowisata Hutan Mangrove Purba Jerowaru Kerek Ekonomi Masyarakat

Ekowisata Hutan Mangrove Purba Jerowaru Kerek Ekonomi Masyarakat

Ekowisata Hutan Mangrove Kerek Ekonomi Masyarakat --

LOMBOK TIMUR - JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Hutan mangrove di kawasan Jerowaru, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terlihat ramai pengunjung. Libur akhir pekan menjadi ajang masyarakat berwisata dan sejenak melepas lelah setelah seminggu bekerja.

Bak oase di padang gurun, Kawasan Hutan Mangrove Jerowaru yang telah berusia ratusan tahun kini kembali menjadi salah satu destinasi wisata favorit para pelancong. Kawasan hutan mangrove purba yang rimbun dan asri memberi kesegaran bagi para pengunjung untuk sekadar berfoto, maupun belajar keanekaragaman flora dan fauna. 

Kehadiran fasilitas dan sarana prasarana yang semakin memadai juga menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan kunjungan wisatawan di Hutan Mangrove Jerowaru.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ekowisata Bale Mangrove, Lukman mengisahkan, masyarakat sekitar yang terlibat dalam pengelolaan wisata Jerowaru kini pun ikut meraup berkah dari meningkatnya jumlah pengunjung.

BACA JUGA:Inilah Tempat Paling Bahagia di Dunia

BACA JUGA:Kompak Menangkan ARB-Nazar, Warga Desa Sari Mulya Taruh Harapan untuk Pembangunan Kabupaten Tebo

Keberhasilan Pokdarwis dalam mendorong ekowisata Hutan Mangrove Jerowaru tak lepas dari keterlibatan dan pendampingan PT PLN (Persero) melalui Program Desa Berdaya yang terbukti mendorong peningkatan ekonomi dan pelestarian lingkungan di kawasan pedesaan di Lombok Timur tersebut.

“Lewat Program Desa Berdaya dari PLN, kami di Pokdarwis Ekowisata Bale Mangrove bersama masyarakat Jerowaru merasakan peningkatan pendapatan dengan meningkatnya jumlah pengunjung dan penjualan tiket,” kata Lukman.

Melalui Program Desa Berdaya, PLN bersama Pokdarwis Ekowisata Bale Mangrove dan masyarakat Jerowaru berjibaku merevitalisasi hutan mangrove seluas 1.673 hektare. Setidaknya, 5.427 warga telah merasakan dampak positif dari Desa Berdaya. Program ini juga mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat di mana sebanyak 20 warga terlibat aktif sebagai pengelola Bale Mangrove. Selain itu, program ini ikut menggerakan roda perekonomian dengan hadirnya 4 Usaha Mikro Kecil (UMK).

Masyarakat kini mulai memanen berkah dari jerih payah yang telah dilakukan selama ini. Ini tercermin dari meningkatnya jumlah pengunjung ekowisata Bale Mangrove dari sebelumnya hanya 900-an pengunjung per bulan menjadi 7.000-an pengunjung per bulannya. 

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas dan Produktifitas Lansia, Pj Wali Kota Jambi Resmikan Sekolah Lansia Tangguh

BACA JUGA:Gaji Dapat Dollar, Ini 6 Situs Web Kerja Freelance, Cocok untuk Mahasiswa

Tak hanya mengandalkan retribusi masuk dari wisatawan, PLN turut memfasilitasi kelompok masyarakat untuk memanen cuan dari penjualan produk olahan turunan mangrove seperti kopi mangrove.

Program Desa Berdaya yang digagas PLN ini tak hanya memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar namun juga ikut berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: