Permasalahan Tapal Batas Sumbar-Jambi Tak Kunjung Selesai, Warga Mengeluh Minta Kepastian

Permasalahan Tapal Batas Sumbar-Jambi Tak Kunjung Selesai, Warga Mengeluh Minta Kepastian

Warga Mengeluh Minta Kepastian soal Permasalahan Tapal Batas Sumbar-Jambi yang Tak Kunjung Selesai-Siti Halimah/jambi-independent.co.id-

MUARABUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Permasalahan tapal batas Sungai Rumbai, Dharmasraya, Sumatera Barat dan Sirih Sekapur, Jujuhan, Kabupaten Bungo, JAMBI masih terlibat sengketa tapal batas yang belum terselesaikan. 

Permasalahan ini menjadi sorotan utama karena mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga dan administrasi di wilayah perbatasan tersebut. 

Salah satu isu yang menonjol adalah pemasangan patokan tapal batas di Jalan Lintas Sumatera yang tak kunjung dilakukan.

Dua tugu selamat datang yang menandai perbatasan Sumatera Barat dan Provinsi Jambi menjadi simbol ketidakpastian ini. 

BACA JUGA:Pedagang Pasar Tanjung Bungur Kabupaten Tebo Mulai Ditata, Pedagang Harian dan Kalangan Direlokasi Bertahap

BACA JUGA:Tutup Orientasi PPPK, Sekda Kabupaten Kerinci: untuk Bentuk ASN Berintegritas

Wilayah di antara dua tugu tersebut masih abu-abu, menyebabkan beberapa fasilitas dan pelayanan publik seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dikuasai oleh pihak Dharmasraya, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) masuk ke Dharmasraya meskipun lokasinya jelas berada di wilayah Kabupaten Bungo.

Tidak hanya itu, perizinan usaha pun lebih sering diajukan ke Dharmasraya karena prosesnya yang lebih mudah dan cepat. 

Pihak Kabupaten Dharmasraya memberikan kemudahan dalam pengurusan izin usaha, terutama bagi warga di wilayah perbatasan. 

Kondisi ini menyebabkan ketidakpuasan di kalangan warga Jujuhan.

BACA JUGA:Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani jadi Pembicara pada Temu Kerja Tim Penurunan Stunting

BACA JUGA:Ketua DPRD Provinsi Jambi Meminta Proses PPDB 2024 Tertib, Transparan, dan Sesuai Aturan

Rofi, salah seorang warga Sirih Sekapur yang tinggal di antara dua tugu selamat datang tersebut, menyampaikan keluh kesahnya. 

"Iya, kami sangat mengeluh karena ngurus izin usaha ke Bungo sangat ribet. Kalau ke Dharmasraya cepat dan diperlancar. Begitu juga kenapa masalah patokan tapal batas ini belum kelar-kelar sejak dahulu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: