Gerakkan Partisipasi Daur Ulang Sampah, PLN Sediakan Mesin Penampung Botol dan Baju Bekas di Kantor

Gerakkan Partisipasi Daur Ulang Sampah, PLN Sediakan Mesin Penampung Botol dan Baju Bekas di Kantor

Mesin penampung botol plastik dan haji bekas di kantor -Foto : PLN-Jambi-independent.co.id

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan bahwa program pengelolaan sampah botol plastik dan baju bekas merupakan bentuk pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) PLN Group. 

"Kami ingin membangun kesadaran bahwa sampah yang ada bisa dimanfaatkan menjadi barang bernilai guna,” ungkap Gregorius.

Dengan menggunakan RVM, pihaknya memberikan _reward_ bagi setiap orang yang mengumpulkan sampah botol plastik. Setiap botol yang dimasukkan ke dalam RVM akan mendapatkan poin. Poin tersebut bisa dikonversi menjadi uang dalam dompet digital. 

BACA JUGA:Besok Dikabarkan Pj Bupati Sarolangun akan Lantik Pejabat Eselon II, III dan IV

BACA JUGA:Kerusuhan Lentera Festival di Tangerang, Ini Penampakan Oknum Diduga Bawa Kabur Uang Penyelenggaran Event

“Pada tahap selanjutnya sampah yang dikumpulkan ini juga bisa dikonversikan ke listrik. Jadi dengan mengumpulkan sampah plastik bisa mendapatkan token listrik,” ucap Gregorius.

Selain menggunakan RVM, PLN juga mendorong seluruh unit, _subholding_ dan anak perusahaan untuk bergerak mengumpulkan sampah plastik di lokasi masing-masing menggunakan _drop box_ botol plastik. Sampah botol plastik yang terkumpul akan diolah menjadi barang bernilai guna dengan melibatkan para pengrajin difabel seperti tas, sepatu dan sebagainya. 

PLN menargetkan, melalui RVM dan _drop box_ yang ada bisa mengumpulkan lebih dari 340 ribu botol per tahun. Jumlah tersebut bisa menurunkan emisi sebesar 28 ton CO2.

Kmudian untuk, program daur ulang baju bekas, baju yang terkumpul akan diolah menjadi _insulation felt._ Nantinya, _insulation felt_ bisa digunakan untuk peredam panas, getaran, dan suara pada aset PLN. PLN menargetkan bisa mengumpulkan 3 ton baju dalam setahun. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: