Tak Setiap Syiar Perlu Diteriakkan, Penting Ada Aturan Pengeras Suara

BACA JUGA:Memanaskan Makanan Beku di Microwave, Apakah Berbahaya?

Polusi kebisingan ini tanpa disadari berdampak pada kesehatan jutaan orang. Dampak yang paling umum dari polusi kebisingan adalah hilangnya pendengaran.

Polusi kebisingan juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, gangguan tidur, hingga stres. Anak-anak adalah kelompok umur yang paling berisiko terkenan dampak negatif dari polusi kebisingan ini.

Kebisingan adalah kebisingan, dari mana pun sumbernya. Karena itulah maka penggunaan pengeras suara, sekalipun itu untuk acara keagamaan di rumah ibadah, perlu diatur agar ekspresi keagamaan tidak menimbulkan ekses negatif hanya karena penggunaan pengeras suara yang berlebihan.

Jika ada yang bertanya, "Bagaimana kita akan melakukan syiar Islam jika penggunaan pengeras suara luar dilarang?"

BACA JUGA:Harus Tahu, Ini 6 Penyakit yang Bisa Timbul akibat Tidur setelah Sahur

BACA JUGA:7 Penyebab Sering Buang Air Kecil

Sebelum menjawab pertanyaan ini perlu kembali dinyatakan bahwa Surat Edaran Menteri Agama di atas sama sekali tidak melarang penggunaan pengeras suara dalam aktivitas syiar Islam di masjid dan musala, tapi mengaturnya agar penggunaan itu tidak berlebihan.

Bahkan di bagian 'Tata Cara Penggunaan Pengeras Suara' secara eksplisit dinyatakan bahwa "Pengumandangan azan menggunakan pengeras suara luar".

Terkait dengan syiar, pertanyaannya adalah apakah tujuan syiar Islam?

Jika tujuannya adalah untuk menyebarkan pesan-pesan Islam kepada masyarakat luas agar mereka "tertarik" kepada Islam, maka bagaimana mungkin Islam akan menarik orang lain jika syiarnya justru dilakukan dengan cara-cara yang mengganggu ketenangan mereka.

BACA JUGA:6 Cara Menjaga Pola Makan yang Sehat Selama Bulan Puasa

BACA JUGA:6 Tips Hangatkan Makanan Sisa Buka Puasa untuk Sahur, Hemat dan Efisien

Dalam masalah ini, adalah penting untuk belajar kepada Sayyidina Ali RA. Dalam sebuah kesempatan, beliau menyatakan, رُبَّ سُكُوت أبْلَغُ مِنْ كَلام (Terkadang, diam itu lebih kuat menyampaikan pesan dari omongan).

Cara kita dalam mensyiarkan Islam seringkali tidak membuat orang lain mengenal keindahan dan kebaikan Islam, tapi justru sebaliknya.

Sumber: