Kualitas Udara di Kota Jambi Masih Tidak Sehat, Pembelajaran Jarak Jauh Diperpanjang hingga 7 Oktober 2023
Wali Kota Jambi Syarif Fasha-Ist/jambi-independent.co.id-
Namun, Fasha mengatakan bahwa, ASN dan karyawan swasta yang memiliki kondisi kesehatan yang rentan atau termasuk dalam kelompok rentan, seperti ibu hamil, penderita asma, atau memiliki riwayat penyakit tertentu, akan diizinkan untuk melakukan WFH, sesuai dengan aturan kebijakan masing-masing instansi.
BACA JUGA:Edi Purwanto Minta Pemprov Jambi Tingkatkan Kolaborasi dalam Penanggulangan Kabut Asap dan Karhutla
BACA JUGA:Fenomena TikTok Shop Ditutup, Pinto Jayanegara Imbau Dinas Latih UMKM Berdayakan E-Commerce
"Kami akan menunggu laporan dari DLH, dan jika kondisi udara dianggap buruk, maka kami akan mengambil kebijakan tertentu. ASN dan karyawan swasta yang memiliki kondisi kesehatan yang rentan atau termasuk dalam kelompok rentan, seperti ibu hamil, penderita asma, atau memiliki riwayat penyakit tertentu, akan diizinkan untuk melakukan WFH," katanya.
Kebijakan ini diambil untuk menjaga kesehatan dan keselamatan ASN dan warga Kota Jambi, terutama mereka yang lebih rentan terhadap dampak buruk dari kualitas udara yang tidak memadai.
Apabila kualitas udara saat ini dianggap tidak sehat, WFH dapat menjadi salah satu langkah yang efektif untuk mengurangi eksposur terhadap polusi udara.
Fasha juga berharap bahwa kebijakan ini dapat diterapkan pada karyawan di sektor swasta. Dia berharap agar pimpinan perusahaan juga dapat memberikan izin kepada karyawan-karyawannya yang memiliki riwayat penyakit tertentu untuk melakukan WFH, sehingga dapat menjaga kesehatan mereka dalam situasi yang berpotensi membahayakan.
BACA JUGA:5 Shio yang Diprediksi Penghasilannya Meningkat di Bulan Oktober 2023
Sementara itu, Jubir Pemkot Jambi, Abu Bakar sebelumnya mengatakan, dalam menghadapi situasi ini, pemerintah Kota Jambi telah mengambil langkah-langkah darurat yang perlu diikuti oleh masyarakat dan lembaga pendidikan.
"Kabut asap yang menyelimuti kota ini akhir-akhir ini telah berdampak pada kesehatan, terutama kelompok sensitif seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan masalah kesehatan tertentu. Dalam menghadapi kondisi ini, penggunaan masker telah menjadi tindakan penting," kata Abu Bakar.
Abu Bakar mengatakan, kabut asap telah menyebabkan peningkatan risiko gangguan pernapasan dan masalah kesehatan lainnya.
"Kualitas udara saat ini kategori "tidak sehat" dan partikel-partikel berbahaya dalam kabut asap dapat sangat merugikan kesehatan kita. Oleh karena itu, sangat penting bagi semua orang, terutama kelompok sensitif, untuk menggunakan masker pelindung saat beraktivitas di luar ruangan," jelasnya.
BACA JUGA:Menjanjikan, Ini Cara Pinjam KUR BRI 2023 untuk Modal Usaha Seblak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: