Dampak El Nino di Indonesia, Sejumlah Warga Dibeberapa Daerah Mulai Kekeringan

JAMBI-INDEPENTENT.CO.ID - Beberapa daerah di Indonesia, seperti di Desa Karanganyar, Jawa Tengah sudah empat bulan tak diguyur hujan karena kekeringan akibat El Nino yang melanda Indonesia.

Sehingga para warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani alami kesulitan untuk mempertahankan tanaman pertanianya.

Mengutip dari Reuters pada Rabu (9/8) bahwa salah seorang warga, Sunardi, mengatakan dirinya sebagai petani tembakau melakukan satu-satunya yang dapat dia lakukan untuk mendapatkan air yakni dengan menggali dasar sungai yang kering.

Sunardi, dan puluhan warga lainnya di Desa Karanganyar di Provinsi Jawa Tengah, kemudian membawa pulang air tersebut untuk diminum, dicuci, dan mengairi tanaman mereka yang perlahan mati.

BACA JUGA:37.000 Peserta Jambore Dunia di Korea Selatan Direlokasi di Tengah Ancaman Buruknya Pelayanan

BACA JUGA:Waduh! Oknum HMI yang Bakar Bendera PDIP Dipolisikan, Jubir: Kader Intelektual Harusnya Mengedepankan…

“Kekeringan di desa ini sudah terasa sejak April, dan sampai sekarang belum turun hujan. Sumur-sumur di daerah ini sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,”kata Sunardi.

“Tanaman di sini, seperti jagung, sudah layu semua. Tembakau bisa hidup, tapi tidak tumbuh maksimal, jadi harus tetap menyiramnya dengan air dasar sungai juga,”ujarnya.

Sunardi sendiri mengaku telah menggali dasar sungai sejak Juni, ketika air di sumur mereka habis.

Badan Cuaca Indonesia (BMKG) mengatakan fenomena cuaca El Nino, yang membawa cuaca panas dan kering yang berkepanjangan, mempengaruhi lebih dari dua pertiga daerah di Indonesia.

BACA JUGA:Terkait Penghinaan dan Makian Kasar Terhadap Jokowi, Kasus Rocky Gerung dan Refly Dilimpahkan ke Bareskrim

BACA JUGA:Prabowo Bela Jokowi dari Makian Kasar Rocky Gerung : Keliru dan Gegabah !!

Termasuk seluruh Jawa, wilayah utara Kalimantan dan semua kecuali wilayah pesisir di Indonesia yakni Sumatera.

Para ilmuwan mengatakan El Nino telah menyebabkan rekor gelombang panas di kota-kota dari Beijing hingga Roma, meningkatkan risiko kebakaran hutan dan memengaruhi tanaman seperti gandum, minyak sawit, dan beras.*

Sumber: